Program Upsus Pajale Babe dan Siwab Untuk Meningkatkan sektor Pertanian dan Pangan
Untuk meningkatkan hasil produksi komoditas pertanian gunungkidul maka Dinas Pertanian dan Pangan mengadakan Upaya khusus atau biasannya disingkat Upsus untuk beberapa komoditas seperti Padi Jagung kedele bawang dan cabe. Upsus Pajale Babe adalah kependekan dari Upaya khusus untuk padi jagung kedelai bawang dan cabe. Serta ada satu lagi program yang digodog oleh dinas pertanian dan pangan setempat yaitu program siwab yang merupakan kependekan dari sapi induk wajib bunting.
Tujuan utama dari program Upsus pajale dan siwab ini adalah untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan peternakan di daerah gunung kidul. Pemanfaatan lahan dan produktivitasnnya sedang dipacu agar daerah setempat dapat menikmati swasembada komoditas komoditas tersebut. Bahkan bisa jadi kawasan atau wilayah yang menghasilkan sektor komoditas padi, jagung, kedele, Sapi menjadi sektor unggulan daerah. Hasilnya bisa di jual ke luar daerah sehingga ekonomi gunung kidul juga akan meningkat.
Menurut kadinas pertanian dan pangan daerah Gunung Kidul Bambang Wisnu, pemerintah daerah memiliki target pemanfaatan lahan mulai tahun 2019 adalah sebagai berikut
Komoditas padi :
akan dipacu pemanfaatan lahan padi sampai 55.888 hektar. Posisi sekarang sudah terealisasi sampai dengan 48.908 pada akhir bulan 2019. Bisa dibilang realisasi sudah mencapai 87,5%. Hasil pada tahun 2019 akhir sudah mencapai 7 sampai 11 ton untuk tiap hektar. Pemerintah daerah melalui dinas Pertanian dan Pangan juga akan meningkatkan lagi produktivitas padi dengan program tanam 2 kali dalam setahun.
Komoditas kedelai:
Lahan ditargetkan mencapai 5.041 hektar. Sampai akhirtahun 2019 sudah terealisasi mencapai 1660 hektar atau sekitar 32,93%. Semakin menurunnya minat petani dalam menanam komoditas kedelai menjadikan keprihatinan tersendiri. Disatu sisi daerah setempat konsumsi olahan produk kedelai sangat tinggi, tempe, tahu dan lainnya. Untuk itu pemerintah daerah melalui dinas pertanian dan Pangan melakukan sosialisasi dan memberikan motivasi kepada petani untuk menanam kedelai. Realisasi program ini banyak mengalami kendala makannya hanya 32%. Jadi perlu terus dipacu
Komoditas jagung: Target 50.285. Yang sudah terealisasi adalah 46.897 atau sekita 93,26%. Artinya hampir sesuai target yang ditetapkan.
Komoditas bawang merah:
target 165,2 Hektar. Yang sudah terealisasi adalah 6,82 hektar atau baru 4,1%. Rendahnya realisasi program ini dipengaruhi banyak faktor. Kendala pelaksanaan itu antara lain biaya produksi yang mahal dan masih banyak yang lainnya.
Komoditas Cabe:
target 162,90 hektar dan sudah terealisasi 1,60 hektar atau baru 1,05%.
Komoditas sapi:
target 35.000 sudah diinseminasi buatan. Dan baru terealisasi sebanyak 35% atau sekitar 12.175 ekor.
Menurut Bupati Gunungkidul yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Drajad Ruswandono , beliau menyampaikan bahwa sektor pertanian dan sub sektor petanian serta perternakan tetap memegang peran penting. Peran penting sekali dalam pembangunan daerah.
Selain itu akan di genjot sektor pariwisata akan juga menguntungkan untuk memacu peningkatan sektor pertanian dan peternakan.
Drajad menambahkan potensi pengembangan pariwisata di Kabupaten Gunung Kidul, tentu berdampak pada sektor pertanian. peluang pertanian yang akan diambil oleh gencarnya pembangunan infrastruktur yang akan menarik wisatawan untuk berhenti di Kabupaten Gunung Kidul.
"Ketika pariwisata mobile, sektor lainnya juga pindah dengan sendirinya. Karena kebutuhan mulai jagung, beras, bawang merah, dan sapi tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan, "pungkasnya. (Hafied)