-->

Peluang Usaha Budi daya Ikan Hias populer

Petani bawang. Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan rahmat-Nya penulisan artikel yang berjudul Budi Daya Ikan Hias ini dapat diselesaikan. Usaha  ikan  hias terutama  yang  berorientasi  ekspor, merupakan salah satu kegiatan usaha perikanan yang cukup prospektif.Adanya kepastian pasar mancanegara menjadi jaminan berlangsungnya usaha tersebut.

Peluang Usaha Budi daya Ikan Hias populer
Usaha Budi daya Ikan Hias

Peluang  sektor  agribisnis  yang  berorientasi  ekspor  telah terbukti memiliki ketahanan ekonomi yang cukup tinggi di masa krisis ekonomi.  Padahal sektor bisnis lain banyak yang jatuh bersamaan dengan turunnya nilai mata uang dan melambung nya harga barang impor. Dalam usaha ini terdapat banyak segmen mulai dari  peternak  sampai  pedagang  eceran.  Agar  semua segmen saling menguntungkan sangat diharapkan peran serta pemerintah dalam mengatur tata niaga ikan hias tersebut.

Bisnis ikan hias sangat cocok dikembangkan saat ini, sesuai dengan  paradigma  baru pemerintah  yang mendorong  sektor ekonomi  berbasis  kerakyatan.  Bisnis dapat dilakukan  secara sambilan dengan skala rumah tangga dan dapat juga  berupa bisnis utama yang diusahakan dalam skala besar.Terbitnya artikel ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai teknik budi daya ikan hias. Juga tak lupa disertakan analisis usahanya dalam skala kecil. informasi tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan pengetahuan yang dapat dikembangkan dengan lebih banyak berpraktek dan membaca. Sering kita mendengar ungkapan bahwa tidak ada gading yang tak retak maka artikel ini pun pasti masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis berharap masukan, saran, pendapat untuk menunjang perbaikan dan penyempurnaan pada artikel edisi berikutnya. Penulis berharap semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Bab I   Pendahuluan 

Bumi  kita terdiri  atas  daratan  dan  air. Air merupakan   bagian  yang  terbesar   dari permukaan  bumi.  Para ahli mengatakan bahwa hampir 78% permukaan  bumi ini berupa air. Permukaan  air  itu meliputi  teluk-teluk,  selat-selat, danau-danau,  laut-laut, dan samudera. Jadi, betapa sempit nya daratan yang kita tempati ini dibandingkan dengan luasnya permukaan  laut.

Wilayah Indonesia terdiri dari 70% perairan laut yang dihuni berbagai jenis ikan, di antaranya adalah ikan  hias.  Perairan air tawar nya juga  dihuni  oleh berbagai jenis  ikan hias yang tidak kalah menariknya dibanding jenis ikan hias dari air laut.
Saat  ini usaha  perikanan  khususnya  ikan hias merupakan   alternatif  usaha  untuk  menjalankan kegiatan  perekonomian   di  Indonesia.  Memang di masa  lalu  sektor  perikanan   sempat  terabaikan, namun sekarang menjadi perhatian karena ternyata


jenis jenis ikan hias air laut
Gambar  1.1   Jenis-jenis   ikan hias   air laut

mempunyai  ketahanan  yang tinggi  terhadap  krisis ekonomi.  Hal yang  mendukung  sektor  ini adalah hampir semua komponen  produksinya  berasal dari dalam negeri dan beberapa produknya mempunyai pangsa pasar ekspor. Kegiatan menjadi semakin menarik jika berorientasi bisnis dan berpeluang untuk dilakukan  oleh siapa saja yang berminat,  Kegiatan tersebut dapat menjadi mata pencaharian pokok atau pun  hanya sebagai usaha sampingan.

jenis jenis ikan hias air tawar
Jenis-jenis ikan hias air tawar


Di bidang perikanan  air tawar, ada dua bidang usaha berdasarkan  komunitas, yaitu ikan konsumsi dan ikan hias. Kedua bidang usaha tersebut dapat dikembangkan untuk  menghasilkan nilai tambah berupa pendapatan   maupun devisa negara. Masyarakat menggunakan kesempatan tersebut melalui usaha pembenihan, pembesaran, atau keduanya tergantung minat, ketersediaan lahan, dan kepemilikan modal usaha.

Untuk usaha budi daya ikan hias ada banyak jenis ikan yang dapat diusahakan, dari yang berharga murah sampai yang berharga mahal dan bernilai ekonomis tinggi. Perdagangan ikan hias hingga saat ini masih dianggap kurang jelas bagi para pembudidaya. Kendala perdagangan diakibatkan oleh rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas ini diakibatkan oleh kurangnya kemampuan pembudi daya yang mencakup  pemilihan  induk, pemijahan, pembuahan,     penetasan,     pemeliharaan   larva, pendederan,  pembesaran,  manajemen  kualitas air, manajemen    pemberian    makanan,    manajemen kesehatan  ikan, dan teknik perkolaman.

Dalam memilih jenis ikan yang akan diusahakan, kemampuan melihat peluang dari jenis ikan tersebut sangat diandaikan.  Umumnya jenis ikan yang dipilih adalah yang berorientasi  ekspor. Indonesia dijuluki surga ikan hias karena ada sekitar  240 jenis  ikan  hias  air  tawar  yang  dapat diandaikan di pasaran. Dari berbagai jenis ikan hias itu yang  banyak  diminati   oleh  pembudidaya  di antaranya  adalah:
•      Rainbow
•      Kongo Tetra
•      Conydoras
•      Black Ghost 

Dari contoh jenis ikan hias tersebut, penulis hanya ingin mengupas tentang  rainbow dan kongo tetra.

A. Asal dan Penyebaran

1.   Rainbow

Budi daya Ikan Hias rainbow
ikan hias Rainbow

Rainbow berasal dari Papua dan sebagian benua Australia.  Menurut Allen  (1991 ),   beberapa jenis rainbow merupakan  ikan spesifik yang hidup di Australia  maupun  Papua. Sementara  Kottelat dkk (1993) melaporkan  ada 10 jenis rainbow yang khas Sulawesi, yaitu dari jenis Telmatherina.

Jenis-jenis rainbow tersebut hidup tersebar mulai dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1500 m dari permukaan air laut. Tidaklah heran bila rainbow dapat dijumpai mulai dari perairan rawa, sungai, hingga danau.

2.  Kongo Tetra

ikan hias kongo tetra
ikan hias kongo tetra

Dilihat dari nama yang disandang nya ,kongo tetra memang berasal dari sungai dan kolam di Afrika, khususnya Kongo (Afrika Tengah). Selain itu, ikan ini juga dapat dijumpai di Nigeria sampai ke sungai Nil. Kongo tetra termasuk dalam keluarga charaside yang memiliki jenis sangat banyak.

Penyebaran kongo tetra ke Indonesia karena didatangkan oleh pedagang atau importir ikan hias. Pada mulanya hanya untuk memenuhi kebutuhan penggemar ikan hias dalam negeri. Tetapi karena perkembangan  permintaan  pasar   lokal   dan mancanegara, akhirnya ikan ini dikembangkan dari induk  yang  sudah  lama  beradaptasi dengan lingkungan setempat.

B. Jenis ikan Hias

Daya tarik sebagai ikan hias umumnya ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu warna,  bentuk, dan ukuran   ikan.   Dilihat   dari  warnanya,    ikan  hias dikatakan  menarik kalau warnanya  kontras atau komposisi warnanya menarik. Dilihat dari bentuknya, dikatakan   menarik   kalau  agak  unik  (aneh)  atau terlihat  sangat  cantik.  Dilihat  dari  ukurannya,  ikan hias yang  diminati  biasanya  yang  berukuran  kecil karena sudah dipelihara  dan diperdagangkan.

Ada pula jenis ikan hias yang memiliki daya tarik bukan karena kriteria tersebut, tetapi karena predikat yang  dimiliki  ikan tersebut.  Sebagai  contoh,  ikan menjadi menarik karena dianggap dapat membawa keberuntungan,  tergolong jenis ikan langka, dan karena berpenampilan  seram atau ganas.

1.  Rainbow


jenis ikan hias rainbow
Akuarium ikan rainbow


ikan rainbow banyak menarik minat orang karena bentuk nya yang unik dan warnanya yang bermacam - macam. Apabila ditempatkan dalam akuarium, warna rainbow terlihat kontras. Jenis-jenis rainbow ada yang berwarna merah, keperakan, hitam metalik, kebiruan, atau kuning zaitun.

2.  Kongo Tetra

Sebagai ikan hias, kongo tetra memiliki daya tarik tersendiri sehingga  ada nilai jualnya.  Warna tubuhnya sangat indah dan kontras dengan dominasi warna biru metalik atau biru turkis dan kecokelatan di punggungnya, pada bagian sisi tubuhnya terdapat variasi warna mulai dari kuning gelap, hijau zaitun atau hijau kebiruan, sementara pada bagian perut terdapat warna violet keperakan.
Gambar 1.5 Ikan hias kongo tetra

Keindahan warna kongo tetra tersebut akan lebih tampak kalau diletakkan pada akuarium dalam jumlah  banyak  atau bergerombol. ikan ini pun   masih    tampil menarik jika digabungkan dengan jenis ikan lain dalam satu akuarium. Warna tubuh kongo tetra lebih menarik apabila akuarium nya diberi pencahayaan dengan lampu neon atau TL di bagian atas atau belakang. Lingkar mata kongo tetra yang berwarna biru turkis terlihat lebih indah bila terkena cahaya. Bentuk tubuhnya mempunyai keindahan tersendiri,  yaitu memanjang  dengan potongan melintang agak pipih. Bentuk tubuh tersebut sangat proporsional   dengan  ukuran  tubuhnya  yang  tidak terlalu besar. Mulutnya tidak terletak di bagian ujung, melainkan agak ke atas sehingga  menambah  daya tarik ikan ini.

Selain itu keindahannya  ditunjukkan oleh bentuk sirip ekor yang sangat luas, yaitu berbentuk cagah. Pada bagian tengah  sirip ekor, terdapat  sirip yang menjuntai seperti rambut tergerai. Bagian ini disebut gombak atau rumbai-rumbai.  Sirip ekor tunggal dan besar dengan jari-jari  sirip panjang dan lentur menyerupai  rumbai. Demikian pula dengan sirip punggungnya.

C. Daya Tarik untuk Berbisnis Ikan Hias

Bisnis ikan hias,terutama yang berorientasi ekspor sangat menjanjikan. Permintaan pasar luar negeri terhadap ikan hias terus meningkat dari tahun ke tahun. Menurut data BPS, tahun 1995 nilai ekspor ikan hias mencapai US$ 4.852.048. Padahal angka tersebut hanya sekitar 10 - 20% dari permintaan pasar dunia. Nilai ekspor tersebut sebagian besar dihasilkan dari ikan hias air tawar yang mencapai US$ 3.955.855 atau sekitar 82°/o.  Hal ini dimungkinkan karena  ketersediaan  ikan  hias air tawar  sebagian besar berasal dari kegiatan budi daya.

bisnis ikan hias

Sepuluh tahun silam, negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia hanya  Singapura.  Namun  saat  ini negara  tujuan  ekspor  sudah  sekitar  60  negara. Walaupun  demikian,  budi daya ikan hias Indonesia belum menjadi  prioritas    utama karena masih mengutamakan ikan konsumsi. Padahal peluang mengembangkan ikan  hias  air  tawar   Indonesia sangat  besar  karena  didukung oleh lingkungan, keanekaragaman  jenis, dan sumber daya manusia. Namun potensi tersebut  belum tergarap  maksimal.

1.     Rainbow

Salah satu faktor yang menentukan daya tarik melakukan bisnis rainbow adalah karena ikan ini laku dijual dan menguntungkan. Hal penting yang menjadi kekuatan bisnis rainbow adalah adanya jaminan pasar yang berasal dari permintaan luar negeri terhadap ikan ini. Jaminan pasar merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan usaha. Tentu saja hal ini merupakan daya tarik bisnis. Namun, hingga kini masih sedikit orang yang menekuni bisnis rainbow. Salah satu kendala nya ialah masih sedikitnya informasi tentang ikan ini maupun teknis pemeliharaannya.

2.  Kongo Tetra

Budi daya kongo tetra dapat dijadikan usaha menguntungkan karena  termasuk  salah  satu jenis populer ikan hias, selain discus, silver dollar, botia, dan tiger cat fish.  Disebut  menguntungkan karena kongo tetra dapat diusahakan  di lahan kecil,   baik di halaman  maupun  ruangan  rumah. Hal  ini   karena kongo   tetra   berukuran     kecil   sehingga    hanya membutuhkan kolam kecil atau akuarium yang dapat diletakkan  di dalam  rumah.  Kebutuhan  pasar  ikan tetra  terus  meningkat dengan  harga  yang  sangat menggiurkan,     padahal     produksinya     belum mencukupi  kebutuhan pasar. Untuk serapan pasar lokal   saja  baru  terpenuhi   sebanyak   5%.  Kondisi tersebut     dapat memacu       pengembangan pembudidayaan   kongo tetra di Indonesia.

D. Kebiasaan Hidup dan Berkembang Biak pada Ikan Hias

ikan memiliki kemampuan menyesuaikan diri untuk mempertahankan keturunannya. Kemampuan ini tidak begitu saja terjadi. Akan tetapi memerlukan jangka  waktu  yang  lama.  Dalam  ilmu  biologi kemampuan  ini dikenal sebagai evolusi.  Evolusi terjadi melalui proses seleksi yang memakan waktu. Jenis yang tidak dapat menyesuaikan diri akan mati, sedangkan jenis   yang  dapat   bertahan akan melestarikan keturunan dan melakukan perubahan sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan lingkungan.

1.   Rainbow

Jenis-jenis rainbow umumnya memiliki kesamaan bentuk tubuh, yaitu bentuk pipih. Namun demikian bentuk tubuh rainbow ini masih dapat dibedakan. Perbedaan tersebut diakibatkan oleh penyesuaian diri terhadap tempat hidup.  Rainbow yang hidup di perairan agak tenang umumnya memiliki bentuk tubuh agak melebar ke bawah. Perbandingan tinggi dan panjang tubuh relatif besar karena bentuk ikan lebih melebar. Rainbow yang hidup di perairan lebih deras umumnya mempunyai bentuk tubuh agak memanjang, perbandingan tinggi dan panjang tubuh relatif kecil.

2.  Kongo Tetra

Kongo tetra termasuk  ikan yang cinta damai sehingga dapat hidup bersama dengan jenis ikan lain. ikan ini lebih menyukai hidup di bagian permukaan air. Sifat ini berkaitanerat dengan bentuk mulutnya yang cenderung menghadap ke atas. Oleh karena itu, ikan ini sangat mudah dijumpai pada akar- akar tanaman yang tumbuh di permukaan air, di pinggiran kolam, sungai atau genangan air.
Untuk  mempertahankan hidupnya, kongo tetra perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup. Bentuk tubuhnya yang pipih memanjang membuat ikan ini dapat dengan mudah menghindarkandiri dari serangan musuh.

E. Morfologi dan Jenisnya

1.  Rainbow

Rainbow tergolong famili melanotaeniidae yang terdiri dari enam genus yaitu 
•      Chilatherina
•      Glosso/epis
•      lriatherina
•      Milanotaenia
•      Rhadinocentrus
•      Cairnsichthys

Rainbow merupakan hewan endemik di  Papua, Australia, dan Sulawesi.
Jenis-jenis rainbow di antaranya sebagai berikut.
a.  Rainbow Merah

rainbow merah
Rainbow merah

Di daerah asalnya Papua, rainbow merah (Glossolepis  incisus) sering disebut kashado yang berarti  penyakit jamur  berwarna keputihan.  ikan yang memiliki nama dagang red rainbow fish ini memiliki bentuk tubuh yang pipih dan bersirip  punggung ganda. Panjang tubuh jantan mencapai 12 cm dan betina 10 cm. Tubuh ikan jantan berwarna merah terang dan betina merah pucat. Terdapat warna keperakan di kedua sisi bagian tengah tubuh. Warna siripnya kemerahan atau jingga. Penampilan rainbow akan lebih cantik saat menjelang  masa pemijahan.
b.   Rainbow Sulawesi

ikan hias rainbow sulawesi
 ikan rainbow sulawesi


Rainbow sulawesi (  Telmatherina ladigesi)    memiliki nama dagang celebes rainbow    fish   atau celebes    sail   fish. Bentuktubuhnya pipih agak    memanjang. Warna dasar tubuhnya kuning zaitun, ada garis mendatar warna hijau biru pelangi menyusur dari tutup insang hingga ke batang ekor. Jari-jari sirip bagian depan berbentuk oval dan sirip punggung kedua ikan jantan  memanjang dan terpisah dari bagian sirip  lainnya  dengan  ukuran yang  lebih panjang dan warna hitam di bagian tepi. .Sirip dada berwarna transparan dengan hiasan bintik-bintik putih seperti susu. Pada masing-masing cuping sirip ekor, terdapat garis memanjang warna hitam. Sirip ekor berbentuk cagak dengan bagian tengahnya membentuk gunting yang siap memotong. Pada sirip ekor  ini pun terdapat  dua  bagian  warna  yang mencolok, bagian dasar gelap yang dikelilingi warna kuning. Panjang bahu tubuh ikan ini mencapai  7-8 cm.

c.   Rainbow Markuloci

Gambar 1.8  ikan rainbow markulaci             
Rainbow markuloci (Melanotaenia macullochi)  di pasar internasional  dikenal dengan nama maculloch's rainbow fish. Bentuk tubuhnya pipih agak  memanjang,   memiliki   sirip punggung ganda dengan sirip kedua lebih besar dibanding sirip pertama. Sirip punggung dan sirip anal sangat cantik dengan warna dasar kehijauan yang diikuti warna merah kecokelatan dan dibatasi warna kekuningan pada tepinya. Sirip ekor berwarna merah cerah, tubuhnya berwarna dasar keperakan dengan warna gelap metalik, bagian punggung kecoklatan dan perut  kekuningan,  di tubuhnya terdapat garis-garis memanjang horizontal berwarna cokelat kemerahan. Panjang bahu tubuh ikan ini mencapai 6 cm.

Masih banyak lagi jenis ikan rainbow yang ada dan dapat dibandingkan dengan mudah. Semua jenis ikan tersebut bernilai ekspor.

2.  Kongo Tetra

Kongo tetra atau kongo salem termasuk  dalam ordo Ostario physoidei dan famili  Characidae. Sebagian dari ikan ini dikategorikan dalam kelompok Caraciusyang mempunyai gigi atau bergerigi seperti piranha. Beberapa jenis kongo tetra bersirip sangat kecil di bagian belakang  antara sirip punggung  dan sirip ekor, sirip tersebut disebut adiposefin, yaitu sirip lunak yang berupa sembulan  kulit di belakang  sirip punggung yang serupa dengan selaput tebal dan berlemak.

Kongo  tetra  mempunyai   sirip  punggung,   sirip ekor, sirip anal, dan adiposefin,  masing-masing  satu buah serta sirip perut dan sirip dada, masing-masing dua buah. Si rip dada terletak hampir di bagian bawah tutup insang.  Hampir semua jenis ikan dalam kelompok Caracius ini bersisik. Sementara ada jenis yang  hanya  bergigi  saja  atau  ber-adiposefin   saja serta ada yang memiliki gigi maupun adiposefin.

Ada  dua jenis  kongo  tetra  yang  sudah  dikenal mempunyai warna dan bentuk tubuh menarik, yaitu: 
a. phenacogrammus   interruptus  yang berwarna hijau keperakan.
b. micralestes  acutidens  yang berwarna  kuning menyala.

ikan hias Phenacogrammus  interruptus
Phenacogrammus  interruptus

Micralestes   acutidens
Micralestes   acutidens.
Panjang tubuh  phenacogrammus  interruptus jantan 10 cm, sedangkan betina 8 cm. Sementara panjang tubuh mlcralestes acutidens jantan  dan betina antara 6-7 cm.
Kedua jenis tersebut sangat digemari masyarakat sehingga peternak berlomba mencari cara untuk membudidayakannya.     Namun dibanding phenacogrammus interruptus, micralestes acutidens sedikit lebih sulit untuk dibudidayakan. Hal ini karena ekor micralestes acutidens mudah sobek sehingga sangat  sulit  mendapatkan   ikan  utuh,  padahal keutuhan anggota tubuh merupakan syarat dalam perdagangan.

Bab II Air Untuk Pemeliharaan Ikan Hias

Indonesia wajar disebut sebagai surga ikan hias, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Suhu, derajat keasaman (pH) air, kandungan oksigen,  kekeruhan  air, dan  kesadahan  air  di Indonesia sangat cocok untuk pengembangan ikan hias.

A. Faktor Penentu kualitasAir

Untuk pemeliharaan ikan hias dibutuhkan air dengan kualitas yang bagus. Kualitas air yang bagus dapat dicirikan dari beberapa parameter berikut ini.

1.   Suhu

Suhu air sangat berperan untuk kenyamanan ikan. Rainbow dan kongo tetra menyukai suhu air berkisar      antara     22°-25°C. Kongo tetra membutuhkan   suhu  26° C untuk  pemijahan. Perubahan suhu lebih dari 2°C akan mengakibatkan ikan stres bahkan mati. Suhu yang rendah dapat ditingkatkan dengan pemanas air (waterheater). Sedangkan  suhu yang tinggi  dapat  diturunkan dengan pemberian peneduh.

2.  Derajat Keasaman

Derajat  keasaman  atau  pH air  merupakan persentase logaritma negatif dari konsentrasi ion hidrogen   dalam  setiap   liter  air.  Nilai  derajat keasaman berkisar 1-14.Air disebut asam kalau nilai pH-nya di bawah 7, disebut basa atau alkali kalau nilainya di atas 7 dan disebut netral kalau nilainya 7. Untuk rainbow  pH yang disukai  antara  6-8, sedangkan kongo tetra antara 5-7.  Nilai pH yang akurat  dapat  diketahui   menggunakan   1     tetes bromothymol blue dalam 20 tetes air dan dibiarkan hingga airnya berubah warna. Air yang berwarna hijau berarti netral, kuning berarti asam, dan biru berarti basa.

3.  Kandungan Oksigen

Kandungan  oksigen  (dissolved  oxygen/DO) dalam air umumnya berasal dari udara dan hasil fotosintesis tanaman air. Perairan yang terdapat vegetasi air atau tanaman air dan permukaan danau umumnya memiliki kandungan oksigen yang tinggi, yaitu berkisar 6 - 8 mg/I. Kandungan oksigen terlarut yang rendah dapat ditingkatkan  dengan pemberian aerator atau pompa air.

4.  Kekeruhan Air

Air yang keruh menandakan banyak partikelyang larut  di dalamnya.  Hal ini dapat  menyebabkan terganggunya  sistem   pernapasan  ikan  dan penyerapan oksigen ke dalam air. Rainbow dan kongo tetra sangat peka• terhadap kekeruhan air sehingga kejernihan air perlu diperhatikan.

5.  Kesadahan Air

Nilai kesadahan total air merupakan gambaran besarnya kandungan unsur mineral kalsium dan magnesium yang dinyatakan sebagai kalsium karbonat (CaCo3).    Kesadahan air mengalir agak tinggi karena adanya mineral yang terlarut akibat gerusan  air yang  melalui  tanah  dan bebatuan. Semakin  tinggi  kesadahan  maka  pH air  akan semakin tinggi. Tinggi rendahnya kesadahan air dapat diukur secara sederhana: cuci tangan yang sudah diberi sabun dengan air yang akan diukur. Bila masih banyak busa dan tangan terasa licin, air tersebut adalah air lunak, kesadahannya rendah. Bila hanya ada sedikit busa dan tangan terasa kasat, air tersebut adalah air sadah.
Air yang digunakan untuk pemeliharaan rainbow dan kongo tetra dapat bersumber dari air sumur, air sungai, dan air leding.
1.     Air Sumur
Air ini umumnya mengandung jasad-jasad renik yang mungkin dapat mengganggu kesehatan ikan. Untuk ilir perlu dibudayakan selama 24 jam. Namun kualitas air sumur masih bergantung pada lokasi sumur tersebut digali.
2.  Air Sungai
Air sungai pada umumnya keruh, sehingga harus diberi   perlakuan  tertentu  untuk  mengurangi kekeruhan. Kekeruhan air dapat dikurangi dengan cara  diendapkan,   baik  secara  alami,  kimiawi, maupun biologis.
  • Pengendapan Secara Alami

Pengendapan secara alami sangat mudah dilakukan karena air hanya dibiarkan mengendap sendiri. Namun waktu yang dibutuhkan  untuk pengendapan ini cukup lama, yaitu lebih dari 60 jam. Hasilnya pun kurang jernih  karena  masih mengandung partikel-partikel halus yang bersifat koloid sehingga tidak dapat diendapkan.
  • Pengendapan Secara Kimiawi

Nasution ( 1987) telah melakukan pengamatan cara penjernihan air sungai dengan menggunakan aluminium sulfat (Al2SO 4}  atau biasa disebut tawas. Dosis tawas untuk menjernihkan satu liter air adalah 25 mg dengan waktu hanya 20 jam.
  • Pengendapan Secara Biologis

Selain dengan cara kimiawi, pengendapan airsungai dapat dipercepat secara biologis. Walaupun dikatakan cepat, waktu yang dibutuhkan untuk menjemihkan air sungai adalah 60 jam. Dikatakan secara biologis karena bahan yang digunakan  berupa tanaman  air seperti eceng gondok dan ganggang atau hydrilla. Penetralan partikel dalam air tersebut akibat fotosintesis tanaman air yang melepaskan muatan ion positif hidrogen ke dalam air. Proses ini sangat bergantung dari adanya sinar matahari.

3.  Air Leding

Air  leding  atau  air  pam  mengandung    klorin. Klorin merupakan bahan yang dapat merusak organ luar ikan yang mengalami kontak langsung dengan air. Kandungan klorin dalam air dikatakan tinggi apabila ada bau seperti bahan pemutih pakaian. Cara yang cukup baik untuk menetraikan klorin adalah menggunakan tiosulfat. Namun dosis tiosulfat harus sesuai dengan kadar sisa klorin yang ada dalam air leding. Cara lain untuk   mengurangi   kadar   klorin   ialah   dengan pengendapan selama 48 jam dalam bak penampungan seperti tong atau drum.  Dengan pengendapan secara perlahan, kandungan klorin akan terlepas ke udara.

Usaha budi daya rainbow dan kongo tetra membutuhkan  air siap pakai dalam jumlah  banyak. Untuk itu pengelolaan air sangat dianjurkan. Cara untuk mendapatkan air bersih yang banyak adalah dengan resirkulasi.


Bab III  Tahap Pemijahan Ikan Hias


Pemijahan merupakan proses pelepasan telur dan  sperma  dari  induk  ikan.  Pemijahan merupakan  mata  rantai  kehidupan  yang menentukan kelangsungan hidup ikan. ikan akan melakukan  pemijahan  dengan  memilih  tempat, waktu, dan kondisi yang menguntungkan. Tiap jenis ikan memiliki kebiasaan memijah yang berbeda.Agar pemijahan nya dapat berhasil dengan baik, keadaan induk perlu diperhatikan. Keadaan induk sangaterat
kaitannya dengan benih yang dihasilkan.

A. Persiapan Sarana Pemijahan


Keberhasilan pemijahan sangat didukung oleh adanya sarana yang memenuhi syarat. Sarana itu berupa wadah pemijahan, wadah penetasan telur, wadah pendederan, perlengkapan pemijahan, dan filter air.

1. Wadah Pemijahan

Wadah  pemijahan  rainbow  dan  kongo tetra berupa akuarium kaca, bak plastik,dan bak fiberglas. Ukuran akuarium pemijahan biasanya 100 cm X 50 cm X 50 cm atau 80 cm X 40 cm X 40 cm. Apabila menggunakan bak semen, biasanya berukuran 1 m X 2 m X0,5  m.

Masing-masing wadah mempunyai kelebihan dan kekurangan.  Penggunaan akuarium kaca menyebabkan perubahan temperatur lebih cepat karena volume  airnya  sedikit.  Oleh  karena  itu, penempatan akuarium sebaiknya di dalam ruangan (indoor) yang bersuhu kamar stabil. Sementara penggunaan bak semen sebagai wadah pemijahan menyebabkan temperatur lebih stabil, hal ini karena volume airnya lebih banyak dibanding akuarium. Namun penggunaan bak semen•memerlukan tenaga ekstra untuk merawatnya. Umumnya bak semen dibuat di luar ruangan (out door) sehingga  keadaan lingkungannya berlangsung secara alamiah dan sulit dikendalikan.

2.   Wadah Penetasan Telur

Tempat ini diperlukan untuk menampung dan menetaskan telur hasil pemijahan. Wadah ini sekaligus sebagai tempat merawat larva selama beberapa hari sebelum masuk ke wadah pendederan. Wadah penetasan telur menggunakan akuarium yang berukuran kecil yaitu 30 cm X 30 cm X 20 cm. Penggunaan akuarium kecil dimaksudkan agar pemindahan larva ke dalam bak pendederan menjadi lebih mudah.

3. Wadah Pendederan

Pendederan merupakan proses pengembang- biakan anak ikan. Wadah pendederan yang ideal untuk digunakan adalah akuarium berukuran 100cm X 50 cm X 50 cm atau 80 cm X 40 cm X 40 cm. Akuarium  ini dapat menampung larva sebanyak 500-1000  ekor. Selain akuarium, bak dari semen atau fiberglas pun dapat dipakai. Bak semen atau fiberglas  berukuran  2 m X 1    m X 0,5  m dapat menampung larva sebanyak 2000-3000 ekor. Ketinggian air untuk pendederan adalah sekitar 25-30 cm.

4.  Perlengkapan  Pemijahan

Pada umumnya telur-telur rainbow dan kongo tetra dijumpai di antara daun tanaman air. Oleh karena itu, untuk pemijahan rainbow dan kongo tetra diperlukan perlengkapan berupa substrat sebagai tempat menempelkan telur. Di samping perleng- kapan untuk menempelkan telur, substrat tersebut dapat digunakan sebagai tempat berlindung (shading). Substrat telur yang dapat dipilih adalah sebagai berikut.
a. Tali Rapia
Tali rapia  ini  berwarna  gelap.  Tali tersebut dipotong sepanjang 30 cm. Bagian tengahnya diikat kuat lalu disikat  dengan  sikat  kawat atau paku sampai membentuk serabut halus. Berdasarkan hasil percobaan ternyata tali rapia paling baik sebagai tempat menempelkan telur dibanding substrat lainnya. Hal ini disebabkan tali rapia tidak membusuk seperti halnya tanaman air bila tidak mendapatkan sinar matahari.
b.  Tanaman Air

Tanaman air yang dapat digunakan antara lain: eceng gondok  (eichornia  crassipes),  ganggang (hydrilla verticil/ata).  Tanaman tersebut harus dibersihkan dan di disinfektan dengan larutan yang mengandung kalium  permanganat   (KMnO 4)   atau biasa disebut PK.

Gambar  3.1        a. Eceng gondok    b. Ganggang

Penggunaan  eceng gondok sebagai substrat karena   akarnya  lebat   seperti   serabut.  ikan menempelkan telur-telur nya  pada akar tersebut. Eceng gondok yang merupakan tanaman terapung diletakkan   sebanyak   2-3   rumpun.   Ganggang merupakan tipe tanaman air yang berdaun rimbun di sekeliling tangkai batangnya. Sekitar 5-10 batang ganggang digabung menjadi satu diikat dengan tali rapia, lalu diletakkan dalam akuarium pemijahan.

c.  ijuk Halus
Selain  tanaman  air, tempat  menempeikan  telur berupa ijuk halus. ijuk sangat mirip dengan akar eceng gondok. Sebelum dimasukkan dalam wadah pemijahan, ijuk halus dicuci bersih dan dirangkai seperti akar eceng gondok lalu diletakkan  di dalam akuarium.

d.  Paduan Tali Rapia dengan Saringan

Substrat dapat terbuat dari paduan tali rapia dengan   saringan   berdiameter   0,5  cm.  saringan sudah diberi bingkai kayu atau bambu. Ukuran saringan  sekitar  setengah  dari panjang  akuarium. Tali rapia disisir halus dan diikatkan di bagian tengah saringan sehingga  menyerupai  akar tanaman.

5.  Filter Air

Agar kondisi air, seperti pH dan kekeruhan tetap stabil, diperlukan filter. Filter air sederhana yang dapat digunakan untuk pemijahan adalah filter busa. Filter  ini  sangat sederhana dan harganya murah. Cara kerja filter ini adalah udara yang ditiupkan oleh aerator akan mengangkat air di dalam pipa paralon hingga tersaring terus menerus atau tersirkulasi melalui busa.

Filter busa dapat dibuat sendiri dari 2 potong paralon berdiameter 0,5 inci yang masing-masing panjangnya   10 cm  dan  15 cm,  busa  dengan ketebalan 10 cm yang bagian tengahnya dilubangi memanjang sebesar paralon, 2 buah knee (elbow) paralon yang ukurannya sama dengan  paralon selang kecil atau selang aerator, dan pompa aerator atau  blower.  Cara pembuatan filter air ini sebagai . berikut.
  • Lubangi semua sisi paralon berukuran 10 cm dengan bor atau solder. Diameter lubang sekitar 0,5 cm.
  • Gabungkan kedua potong paralon dengan salah satu knee.
  • Lubangi  bagian  punggung  salah  satu  knee seukuran selang aerator dengan menggunakan bor. •
  • Pasangkan ujung lain dari paralon yang tidak dilubangi dengan knee yang punggungnya sudah dilubangi.
  • Masukkan salah satu ujung selang aerator ke dalam lubang pada punggung knee  dan ujung lainnya pada aerator atau blower.                       •
  • Tutup  paralon  berlubang  dengan  busa yang sudah dilubangi di bagian tengah.
  • Lekatkan filter ini pada dinding bagian dalam akuarium dengan menggunakan karet perekat (dop).

B. Pemilihan  induk

Tempat pemijahan sebaiknya sudah disiapkan minimal sehari sebelum induk dimasukkan. Hal ini agar  kualitas  air menjadi  lebih  baik dan dapat diketahui kelancaran kerja dari sistem aerasi, filter, dan peralatan lainnya.
Keberadaan   induk    sangat     mendukung keberhasilan  pemijahan,  untuk  itu induk  harus memenuhi syarat agar dapat dipijahkan dengan baik.

1.  Jenis Kelamin

Agar dapat berpijah perlu adanya induk jantan dan induk betina. Membedakan jantan dan betina tidaklah sulit, tetapi perlu ketelitian.

a.  induk Jantan

Tubuh induk jantan  berwarna  mencolok dan cemerlang. Ukuran tubuh induk jantan rainbow lebih besar dibanding induk betina. induk jantan dan betina harus yang sudah matang gonad, biasanya berumur 6-7 bulan atau panjang tubuhnya 5 cm.

Untuk induk kongo tetra kuning,warna kuning nya sangat cerah seperti pelangi dan lebih kontras. Sebaiknya dipilih induk jantan yang warna tubuhnya paling kontras di antara induk jantan lainnya, pada bagian  tengah  sirip  ekor  terdapat   sirip  yang memanjang atau rumbai-rumbai, sirip punggungnya lebih panjang dibanding  betina.

Gambar  3.2   a.  induk jantan rainbow   b.  induk jantan kongo tetra
Selain dari ukuran dan umur ikan, induk rainbow yang  sudah  matang  gonad  dapat  dilihat   dari

Gambar 3.3       a.  induk betina rainbow b.  induk betina kongo tetra

perilakunya   yang  cenderung   tidak  ingin  disaingi. induk betina dipilih yang perutnya membulat  karena menandakan   sudah  siap  memijah.   Warna  tubuh induk betina kongo tetra agak pucat. Pada sirip ekor induk  betina  tidak terdapat  rumbai  panjang,  tetapi cenderung   membentuk   cagak,  di tengah-tengah cagak terdapat tonjolan  kecil seperti sirip yang baru tumbuh. Pada sirip perut yang sedang mengembang akan tampak  seperti  sebuah  segitiga  tumpul.  Sirip punggungnya  lebih pendek dibanding  induk jantan, bagian perutnya  membukat  atau membengkak.

2.    Umur
Umur induk rainbow minimal sudah mencapai 6-7 bulan atau panjang tubuhnya 5 cm. Sedang kongo tetra minimal harus yang sudah berumur 8-12 bu Ian atau panjang tubuhnya sudah mencapai 5 cm. induk yang kurang umur pun masih bisa menghasilkan telur dan anak, tetapi kualitas telur nya kurang baik. Telur yang kurang baik akan menghasilkan keturunan yang lemah, sedang induk yang sudah terlalu tua akan menghasilkan anakan yang kurang baik.

3.  Keadaan Fisik

induk dipilih yang tidak cacat karena merupakan ikan  sehat. induk yang sakit dapat menghambat proses pemijahan.  Bentuk tubuh induk harus proporsional   dan  tidak  bengkok,   keadaan   sirip- siripnya  bagus dan lengkap,  pergerakan nya  lincah dan tidak malas. induk yang akan dipijahkan sebaiknya dirawat terlebih dahulu.  Perawatan  induk harus dipisahkan antara jantan  dan betina.  Perawatan  ini dilakukan selama  1-2 minggu sebelum  induk dimasukkan  ke dalam akuarium  pemijahan.

Selain  harus  dirawat  dengan  baik,   induk juga perlu diberi perlakuan khusus dengan cara direndam dalam  larutan garam  dapur, methylene  blue   (metil biru),   malachite   green   atau  antibiotika,    hal  ini dilakukan  sebagai  pencegahan  atau  pengobatan. Bila untuk pencegahan,  penggunaan  obat tersebut harus dengan dosis yang rendah, yaitu  1   tetes per liter air dan dalam waktu hanya sekitar 30 menit.
Akan tetapi bila untuk pengobatan, dosis nya sekitar 1 mg/l air dan waktunya selama 2-4 hari secara terus menerus tanpa diangkat. Setelah jangka waktu tersebut dan ikan dalam 2-4 hari tersebut sudah tampak sehat maka bisa diberi sedikit pakan dan selanjutnya dapat dipindahkan ke akuarium pemijahan.

Pemasukkan  induk dalam  akuarium  pemijahan tidak  sekaligus,  tetapi  didahului  oleh  induk jantan. Biarkan  induk jantan  mengenal   lokasi  pemijahan selama beberapa  menit barulah induk betina dimasukkan.  Perbandingan  induk jantan  dan induk betina adalah 1   :  2 atau 2 :  3. Kepadatan  induk dalam satu wadah pemijahan sekitar satu pasang untuk setiap 4 liter air.

induk dibiarkan  beradaptasi  dengan  lingkungan barunya  selama  kurang  lebih sehari.  Dalam masa adaptasi tersebut induk dibiarkan tanpa diberi pakan atau  dipuasakan.     Setelah   dipuasakan, di hari berikutnya   induk  dapat  diberi  pakan  sedikit  demi sedikit untuk merangsang pematangan gonad. Jenis pakan  yang  dapat  diberikan   berupa  pakan  alami antara lain: larva nyamuk, cacing sutra, atau udang rebon   yang   kecil   dan   masih   segar. Jangan memberikan    pakan   yang  banyak mengandung lemak.  Selain  pakan  alami,  pakan  buatan  seperti pelet  dapat  diberikan.   Namun sebaiknya   pakan buatan  tersebut  sudah  diperkaya  dengan  karoten dan  PUFA (omega  3 dan omega  6).  Karoten  dan PUFA banyak terdapat pada udang-udangan  seperti rebon dan kepala udang.  Usahakan  pakan  buatan tersebut  mengandung   protein  lebih  dari  300%  dan ukuran pelet sebaiknya agak halus. Karoten dan PUFA  dapat   memberikan     pengaruh    terhadap perkembangan  dan kualitas telur serta benih yang akan dihasilkan.


Untuk dapat memijah, induk menyukai suhu air 26°C dan pH 7 (netral). Keadaan air tersebut harus diperhatikan agar induk dapat  melangsungkan  pemijahan.

Pada saat dicampurkan induk jantan dan betina belum    langsung     memijah.     Pemijahan nya berlangsung setelah 1-2 hari kemudian. Tanda induk jantan akan mulai memijah antara lain gerakannya tampak memikat induk betina,warna tubuhnya mulai menjadi cerah, dan sirip nya sering dikembangkan. Gerakan memikat induk jantan antara lain berputar mengelilingi  media pemijahan  dan sekali-sekali masuk ke dalam substrat.

Pada hari ketiga atau keempat, induk jantan tampak mengejar induk betina yang sudah matang gonad dan mengajak nya ke lokasi bertelur. Pada saat ini ada sebagian induk yang kawin. Apabila . sudah terangsang, induk betina akan mengeluarkan- telur-telurnya   secara  acak  dan  diikuti  dengan gerakan induk jantan menghimpit induk betina pada sisi kanan atau kiri untuk mengeluarkan sperma yang akan membuahi telur. Telur-telur tersebut berukuran sangat kecil dan tidak berwarna (transparan). Proses pemijahan  belum akan selesai dalam waktu sehari, induk yang belum berpijah akan memijah pada hari berikutnya. Proses  pemijahan   diperkirakan   akan selesai dalam 2 -  4 hari.

Gambar 3.4 Telur ikan
Pemijahan  rainbow sering tidak terdeteksi.  Oleh karena itu sebaiknya substrat tempat menempelnya telur harus selalu diperhatikan  dua hari sekali. Telur yang  menempel   tampak   seperti   butiran   bening (transparan). Selanjutnya    induk-induk   yang  baru  memijah dapat  dikembalikan  ke akuarium  perawatan  induk secara  terpisah  antara jantan  dan betina.  Setelah 2-4 minggu induk tersebut dapat dipijahkan kembali.


E    PenetasanTelur

Akuarium untuk penetasan berukuran 30 cm X 30 cm X 15 cm. Akuarium diisi dengan air yang sudah diendapkan. Lengkapi akuarium dengan aerator agar kebutuhan oksigen tetap terpenuhi,  tambahkan larutan metil biru sebanyak 1   tetes untuk 2 liter air. Metil biru berguna untuk mencegah atau mengurangi serangan jamur pada telur.

Gambar 3.5 Akuarium penetasan telur ikan

Telur-telur  yang  sudah  dibuahi  dipindahkan  ke akuarium   penetasan   yang   sudah   disiapkan. Pemindahan telur dilakukan dengan cara disifon atau substrat nya   dipindahkan   sekaligus   bila  ada  telur yang menempel. Telur-telur akan menetas pada hari kelima setelah keluar dari induknya. Telur yang baru menetas disebut larva. Sesaat setelah menetas larva ikan tidak diberi pakan karena sudah dibekali kuning telur  sebagai  makanannya.   Kuning  telur  tersebut akan habis dalam waktu 4-5 hari, barulah larva diberi makan tambahan.

1. Perawatan Larva

Telur-telur yang telah menetas menjadi larva mulai memasuki masa kritis pada umur 5 hari setelah menetas, cadangan makanannya sudah mulai habis, Apabila tidak diberi makanan tambahan maka larva tersebut akan mati. Pakan terbaik untuk diberikan pada larva-larva itu adalah pakan alami.
Jenis pakan alami yang cocok untuk larva umur  5 hari •setelah menetas adalah infusoria. Ukuran infusoria  cocok dengan  bukaan  mulut

Gambar 3.6  Larva ikan

larva yang baru mulai belajar makan. Pemberian sedikit demi sedikit untuk memastikan larva tersebut mulai  makan.  Kalau tidak  tersedia  infusoria  dapa digantikan   dengan   pakan  seperti  suspensi atau pakan buatan yang telah disaring dengan kain halus

Larva yang mulai aktif makan harus diamati lebih cermat. Sebaiknya dicoba memberikan  pakan sesering mungkin dengan jumlah sedikit demi sedikit, terutama untuk larva yang menetas nya tidak seragam.

I. Pendederan


Pendederan dimulai sejak larva umur sebulan hingga sekitar  umur 2 bulan. Pendederan  tersebut bertujuan  untuk membesarkan  larva.

1.  Persiapan Wadah Pendederan

Wadah  diisi air yang  sudah  diendapkan  4 hari dan dipasangkan  aerator berudara halus agar tidak terbentuk  ombak yang terlalu besar, Persiapan lain ialah membuat air menjadi matang atau sudah siap digunakan  untuk pendederan.  Agar cepat matang, tambahkan   daun  pisang  kering  ke dalam  air dan dapat juga ditambahkan  tananam air. Penambahan tanaman  air tidak  mutlak,  diberikan   hanya  kalau tempat berlindung larva masih kurang baik. Sebelum dimasukkan tanaman air tersebut harus dicuci bersih agar terbebas dari penyakit.

2.  Pemindahan Larva

Setelah wadah pendederan disiapkan, larva sudah bisa dipindahkan,  tetapi  harus dilakukan ekstra hati-hati agar ikan tidak stres. Sebelum dipindahkan,wadah penetasan berisi larva direndam dalam wadah pendederan selama 15 menit, lalu masukkan air dari wadah pendederan ke dalam wadah penetasan sedikit demi sedikit agar suhu air menjadi relatif sama. Apabila suhu air sudah sama, tuangkan larva dalam wadah pendederan secara perlahan atau wadah penetasan dimiringkan agar larva keluar sendiri ke dalam bak pendederan.
Kepadatan tebar larva sekitar 3-5 ekor per liter air. Kepadatan tebar ini belum menjadi patokan baku sebab masih disesuaikan dengan tempat atau daerah budi daya. Untuk itu penebaran sebaiknya dimulai dengan kepadatan penebaran yang rendah.

Bab IV Cara Pembesaran Ikan Hias


Usaha  budi daya  ikan  hias  belum  dapat dikatakan berhasil   bila    ikan   yang dibudidayakan itu belum mencapai ukuran tertentu. Untuk mencapai ukuran itu, setelah dari tahap pendederan harus melalui tahap pembesaran. Sebab umumnya ikan hias belum bisa dijual kalau masih berupa larva atau benih.

Larva yang sudah berumur kira-kira2 bulan dapa1 dipindahkan ke wadah pembesaran. Hal ini akan memberikan  kesempatan  bagi ikan untuk mendapatkan tempat yang lebih besar dan bersih. Saat  melakukan   pemindahan   juga  dilakukan penyortiran  agar  ikan  yang  ukurannya  kecil tidak disaingi ikan yang lebih besar.

A. Persiapan Sarana  Pembesaran

Jumlah    dan   besar   sarana    pembesaran tergantung dari kapasitas ikan yang dibesarkan. Seperti halnya pemijahan dan pendederan, kegiatan pembesaran   ini  pun  memerlukan   sarana  dan prasarana yang memenuhi persyaratan.

1. Wadah Pembesaran

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari usaha  pembesaran   maka  pembesaran   harus dirancang secara khusus agar ikan yang dibesarkan dapat  hidup  dengan   baik.  Kesalahan   dalam membuat dan merancang wadah akan berakibat ikan tidak berkembang sempurna, pertumbuhannya akan terhambat, dan ikan bisa terserang penyakit. Wadah pembesaran dapat dibeli dalam bentuk siap pakai maupun dibuat sendiri. Wadah yang dapat dibuat sendiri antara lain akuarium, bak semen, bak plastik dan kolarn tanah. Sementara wadah yang dapat dibeli adalah fiberglas.
Penempatan wadah dilakukan dalam ruangan tertutup (indoor) agar diperoleh suhu air yang relatif stabil. Suhu air yang stabil akan membuat nafsu makan  ikan meningkat.  Akibatnya  ikan akan sehat dan  tidak   mudah   terkena   stres   atau  terserang penyakit.                                                             

2.  Penampung Air

Pada budi daya ikan hias, air merupakan sarana pokok yang harus tersedia. Apabila air tidak mencukupi atau tidak dapat langsung digunakan maka pengadaan penampungair menjadi kebutuhan utama.
Wadah penampung air dapat berupa tong bekas yang terbuat dari plastik atau tangki dari fiberglas. Namun kalau kebutuhanair cukup banyak sebaiknya wadah penampungan dibuat dari semen. Agar air yang  ditampung   berkualitas  dan  siap  pakai, penampungan air harus dilengkapi saringan atau filter air yang berfungsi menyaring partikel-partikel tersuspensi yang terbawa dari sumur atau sumber air lainnya.
3.  Filter Pembesaran
Umumnya tahap pembesaran dilakukan pada bak semen atau akuarium dengan sistem ganti air. Air yang digunakan harus yang sudah diendapkan terlebih dahulu. Namun cara ini memerlukan stok air  yang   cukup   banyak.   Untuk   menghemat penggunaan air, cara lain yang dapat digunakan adalah  dengan  sistem  aliran  tertutup   (SAT)  atau sistem resirkulasi.  Dengan sistem  ini air tidak akan terbuang   karena  daur  ulang,  tetapi  dikembalikan sebagai air masuk setelah melalui filter. Akan tetapi, perlu  diperhatikan   bahwa  pada  20  hari  pertama pengoperasian  filter  air, air yang  dihasilkan  masih rawan dengan  komponen  beracun, yaitu nitrit.

Persiapan  untuk menerapkan  sistem aliran tertutup  dimulai  dari penentuan  volume  air, wadah pembesaran,   dan jumlah  wadah  pembesarannya. Hal ini perlu  dilakukan  agar total volume  air yang dibutuhkan  dapat diketahui.
Jenis filter yang bisa digunakan  antara lain filter vertikal dan filter terendam.
a.  Filter Vertikal

Filter  ini biasa  disebut  filter  kering,  merupakan sistem penyaring air secara menetes (trickling filter). Disebut filter  kering karena letaknya di luar bak pemeliharaan, sedangkan disebut filter vertikal karena air menetes dari atas ke bawah dan letaknya tegak.

Sistem ini sangat efisien karena hemat air, hemat lahan, dan hemat energi. Peralatannya mudah dioperasikan dan biaya pemeliharannya relatif lebih murah. Sistem ini bekerja secara fisika, kimia, dan biologi. Air kotor yang dipompakan ke dalam susunan bahan filter akan menjadi bersih setelah disaring oleh mikroorganisme  yang timbul pada permukaan filter. Apabila   air  yang  digunakan    adalah   air  leding, kandungan    klorin   akan  hilang   setelah   disaring dengan filter vertikal.

Perbandingan antara wadah filter dengan bak pembesaran  adalah  1     :   10. Filter vertikal  biasanya diletakkan  lebih tinggi  dari  pada  bak pembesaran agar air yang sudah difilter mudah mengalir ke dalam bak pembesaran.
Bahan-bahan  filter yang disusun berlapis adalah sebagai berikut.

  • Lapisan  pertama  atau  dasar  berupa  batu  kali berukuran diameter  7-10 cm, ketebalan  lapisan minimal  15 cm.
  • Lapisan    kedua   berupa    arang   batok   yang dibungkus  dengan kain saringan yang berfungsi mengabsorbsi  air menjadi sumber karbon dalam proses kerja bakteri, ketebalan lapisan sekitar 5 cm.
  • Lapisan ketiga berupa batu kapur  mentah yang bertujuan untuk  mempertahankan    pH  air agar tetap netral, ketebalan  lapisan  sekitar  10 cm.
  • Lapisan  keempat  berupa  batu kerikil atau  batu split berdiameter  2-5  cm, berguna untuk tempat menempelnya bakteri    pengurai,    ketebalan lapisan minimal 40 cm.
  • Lapisan    kelima    berupa    busa   (spon)   yang berfungsi  menyaring  kotoran ikan.

Keterangan:
KP :   Kolam pembesaran
BP         :   Bak
penampungan
P            :   Pompa air
1,2,3,4     :  lapisan 1-4

Gambar 4.1 Filter untuk pengolahan air

b.  Filter Terendam

Filter ini di buat sendiri dengan menggunakan ember atau potongan paralon sepanjang  25-30   cm.  Diameter  paralon  5-6  inchi. Salah  satu  lubang   paralon   ditutup   dengan   dop sedangkan  bagian sisi   paralon   diberi   lubang. Selanjutnya     paralon   diisi   batu   kali  berukuran diameter   1-3 cm. Ke  bagian   tengah    paralon diselipkan   paralon  berukuran   0,5  inci.  Ke dalam paralon  yang  kecil  ini  dimasukkan   selang  yang dihubungkan   dengan   aerator   dan  diletakkan   ke dalam bak atau akuarium  pembesaran.
Filter tersebut dapat digunakan  untuk mengolah air atau mendaur ulang air secara sirkulasi dan kontinyu sehingga  kualitas air menjadi stabil.

4.  Tanaman Air

Pembesaran rainbow dan kongo tetra biasanya dilakukan di luar ruangan.  Perlengkapan pembesaran  cukup hanya tanaman air yang bermanfaat untuk membuat kualitas air lebih stabil dan dapat menyerap unsur nitrogen.

5. Aerator

Peralatan lain untuk menunjang pembesaran rainbow dan kongo tetra adalah aerator atau blower. Pada peralatan  ini dipasangkan  selang  aerator secara    paralel    dari   masing-masing      bak  atau akuarium.  Dengan  demikian  pada setiap  bak atau akuarium     dapat    dipasangkan    selang   untuk rnenyuplai oksigen. Cara pemasangan  selang pada aerator cukup mudah, yaitu menyambungkan selang ke lubang  pengeluaran  aerator  lalu selang  aerator tersebut   dirangkaikan    menuju   bak  pembesaran. Ujung selang aerator tersebut  ditutup dengan dop.

B. Pemilihan Benih


Benih yang dipilih untuk dibesarkan adalah benih yang baik dan sehat. Ciri-ciri benih yang baik dan sehat adalah gerakannya gesit, tubuh tidak cacat dan warnanya cerah. Untuk itu, pemilihan benih harus dilakukan secara hati-hati dengan memakai serok halus, selanjutnya ikan yang dipilih dikelompokkan menurut ukurannya agar pertumbuhannya seragam.
lkan yang masih benih belum bisa dibedakan jenis  kelaminnya.  Untuk itu semua  benih harus dipelihara sampai berukuran sekitar 1    inci sebab pada ukuran ini perbedaan jenis  kelamin sudah dapat dilihat. Berdasarkan hasil penelitian, adanya hormon tertosteron dapat membuktikan ikan berjenis kelamin jantan.

C. Perlakuan  Khusus dan Pemasukkan  Benih


Untuk menjaga kondisi tubuh dan lingkungan hidup agar ikan tetap sehat dan tidak ada kendala yang dapat mengganggu  pertumbuhannya,  ikan perlu diberi perlakuankhusus. Hal itu harus dilakukan secara rutin selama ikan dalam masa pembesaran agar hasilnya efektif.

1.  Perlakuan Khusus

Perlakuan   khusus  dilakukan dengan   cara perendaman  dalam  larutan  obat seperti  kalium permanganat atau PK, formalin, dan malachit green. Dosis  obat  PK 4-6   mg I liter  air dengan  lama perendaman  5-10   men it.  Perendaman  dengan malachit green memerlukan waktu 3-5 menit. Untuk pemakaian formalin, dosis yang disarankan adalah
5 mg I liter air.

2.  Pemasukkan Benih

Setelah  diberi  perlakuan  khusus,  ikan dapat dimasukkan ke dalam wadah pembesaran dengan kepadatan 5-7  ekor per liter air. Waktu penebaran sebaiknya pada pagi hari karena suhu airnya masih stabil. Penebarannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati, benih tersebut tidak boleh hanya dituangkan  begitu saja ke dalam wadah,  melainkan harus  diadaptasikan   terlebih   dahulu.   Pengadaptasian  dilakukan   dengan  cara  merendam   wadah yang berisi benih dalam wadah pembesaran selama minimal 15 menit. Selanjutnya ke dalam wadah berisi benih  dituangkan    air  yang  'berasal   dari  wadah pembesaran  sedikit  demi  sedikit.  Dengan  cara  ini kondisi   air  yang  ada  dalam  kedua  wadah  akan berangsur-angsur  menjadi sama. Setelah kondisi air menjadi sama, wadah  berisi benih secara perlahan dimiringkan  atau ditenggelamkan,   hal ini dilakukan agar  benih  keluar  dari  wadah nya   menuju  wadah pembesaran.

C. Pemberian Pakan
Agar benih yang ditebarkan dapat tumbuh dan berkembang  dengan  baik diperlukan  makanan tambahan. Pakan merupakan kebutuhan pokok ikan untuk kelangsungan hidupnya. Untuk itu kualitas pakan harus selalu diperhatikan agar ikan dapat cepat tumbuh dan menampilkan warna-warna yang menarik.
Frekuensi pemberian pakan yang ideal adalah dua kali sehari dengan porsi disesuaikan dengan jumlah dan bobot total ikan yang ditebar. Sebagai   contoh,   di  dalam   bak  pembesaran ditebar  4000 ekor  ikan dengan  bobot rata-rata  2,5 gram I ekor sehingga bobot total nya menjadi 10.000 gram atau 10 kg. Oleh karena porsi pakan berkisar 5 -10  % bobot total maka setiap hari diperlukan sebanyak 0,5-1 kg pakan. Dengan demikian jumlah pakan untuk setiap hari pemberian adalah 125-250 gram.
Saat pemberian pakan, pertumbuhan ikan harus terus dipantau minimal dua minggu sekali. Hal ini untuk melihat pertumbuhan bobotnya, berdasarkan data pertumbuhan tersebut maka dapat dinilai perkembangan ikan dan gambaran tentang kondisi ikan.

D. Mempertahankan   Kualitas Air

Kuantitas dan kualitas air sangat mendukung perkembangan dan pertumbuhan ikan. Bila air dalam bak pembesaran berkurang, penambahan air harus segera  dilakukan,   sementara   bila  kualitasnya menurun air harus segera diganti. Jumlah air yang diganti bisa saja mencapai 100%,tergantung kondisi air. Kualitas air yang menurun ditandai dengan warna air yang menjadi keruh, gerakan ikan kurang gesit, dan nafsu makan ikan menurun.

Penambahan  air harus dilakukan  secara  hati-hati. Kondisi  air yang  akan  ditambahkan   harus  sesuai dengan air dalam bak pembesaran. Untuk itu kondisi air   terutama   suhu   perlu   diperiksa   sebelum dimasukkan dalam wadah pembesaran. Bila kondisi air  sudah sesuai maka pemasukkan nya  akan lebih mudah, air bisa dialirkan melalui selang atau dengan ember.  Debit  airnya   boleh  besar,  tetapi  jangan sampai menimbulkan  gelombang  karena ikan akan kaget atau stres.

Bab V Pemasaran Ikan Hias


Usaha pemeliharaan ikan berhasil   apabila hasil dari pembesaran sudah laku terjual di Pemasaran  ini  berkaitan  erat pasaran. dengan pengangkutan pengiriman. Oleh karena itu, persiapan pengiriman ikan harus secermat mungkin. Proses persiapan ini mulai dari pengkarantinaan, pemasaran, pengemasan, dan pengangkutan.
Agar biaya angkut menjadi murah, sebaiknya ikan dimasukkan sebanyak mungkin dalam wadah angkut. Bukan berarti tidak ada batasan jumlahnya, tetapi jumlah  ikan tergantung dari lama pengangkutan dan ukuran ikan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pengangkutan ikan baik jarak dekat maupun jarak jauh.

A. Tempat Angkut

Tempat angkut merupakan tempat tinggal ikan selama pengangkutan.
Gambar 5.1.   Pengepakan

1. Tempat AngkutJarak Jauh

Pada umumnya tempat angkut untuk jarak jauh terdiri dari tiga lapisan, yaitu kantong plastik polietilen (PE), sterofoam, dan kardus.
Lapisan  pertama  berupa  plastik  PE, dibuat rangkap dua, setiap ujung bagian bawah plastik diikat agar tidak membentuk sudut, mencegah kebocoran, dan menghindarkan  ikan terperangkap  di sudut. Posisi plastik tersebut dibalik, selanjutnya diisi air, ikan, dan oksigen. Perbandingan air dan oksigen adalah 1 :  2.
Plastik dikemas  dalam sterofoam,  tempat  ini sangat efektif menahan pengaruh cuaca dari luar dan  mampu  mempertahankan   suhu  di dalamnya agar tetap rendah. Sterofoam yang biasa digunakan berukuran  45 cm X 45 cm X 34 cm dengan  bobot sekitar   12-18  kg tergantung  ukuran  ikan.  Lalu sterofoam yang berisi kantong plastik dimasukkan • ke dalam  kardus.  Kardus  ini berfungsi  sebagai tempat menuliskan nama dan alamat pengirim dan penerima serta spesifikasi ikan.
Pengangkutan jarak  jauh umumnya menggunakan pesawat udara, ini disebabkan karena ikan yang diangkut merupakan benda hidup yang harus tetap hidup hingga di tempat tujuan. Jadi, dibutuhkan alat pengangkutan yang cepat.

Dalam pengangkutan ikan yang menggunakan pesawat telah ditetapkan aturan mengenai tempat angkut dan cara pengemasannya. Selama dalam pengangkutan, usahakan udara dan airnya sejuk agar ikan merasa lebih nyaman dan aktivitasnya berkurang. Caranya ialah dengan memasukan 3 - 4 buah es dan dijaga agar jangan sampai meleleh.

Selain cara tersebut  di atas, ada cara pengangkutan agar ikan tetap sehat dan segar,yaitu dimasukkan dalam bahan yang dapat menimbulkan efek ketenangan. Disiapkan pula antibiotik untuk mengobati luka gores saat ikan dipindahkan serta bahan pengikat amonia hasil buangan ikan.

Bahan-bahan tersebut dapat dibeli di pasaran, Bahan  tersebut   bermanfaat   untuk  pengangkutan ikan  hias.  ini  disebabkan   karena  lebih  menjamin ketahanan    hidup   ikan  selama  pengangkutan. Pemakaian   bahan  tersebut  juga  dapat  menekan biaya angkut karena jumlah ikan yang dapat diangkut lebih banyak.

2.  Tempat Angkut Jarak  Dekat

Sterofoam dan kantong plastik juga digunakan pada pengangkutan jarak dekat agar kondisi ikan tetap segar dan sehat sampai di tempat tujuan. Hal ini disebabkan suhu air dalam kantong plastik tidak akan terlalu  berfluktuasi.  Oksigen  untuk setiap kantong plastik juga sangat diperlukan, hanya saja perbandingan antara air dengan oksigen untuk jarak dekat ini dapat diperkecil, yaitu 1 : 1,5. Oleh karena waktu angkutnya cepat, jumlah ikan dalam setiap kantong dapat ditingkatkan. Sementara kapasitas ikan yang dapat ditampung dalam pengemasan pun meningkat.

B. Waktu Tempuh

Waktu tempuh pengangkutan merupakan waktu yang dibutuhkan sejak pengemasan hingga ikan sampai  di tempat  tujuan.  Waktu tempuh  perlu diperhitungkan karena sangat menentukan jumlah ikan yang akan dikemas, volume  air yang dibutuhkan, dan volume oksigen. Perbandingan air dan oksigen adalah 1   :  2 untuk setiap kantong plastik dengan jumlah ikan 800 ekor, tergantung  waktu perjalanan. Agar resiko pengangkutan  berkurang sebaiknya
dilakukan pengujian  pengangkutan   sebelum  ikan dikirim dalam   jurnlah   banyak. Hal  ini  penting dilakukan karena   biasanya   ikan  yang  diangkut berjumlah banyak. Apabila  banyak yang mati, tentu saja yang didapat adalah kerugian.

C. Perlakuan di Tempat Tujuan

Setelah sampai di tempat tujuan biasanya ikan lemah sehingga penanganannya harus hati-hati. Kalau tidak, ikan tersebut bisa mati. Untuk itu ikan perlu diperlakukan sebagai berikut.

  • Masukkan kantong berisi ikan dalam tempat
  • pemeliharaan, penyesuaian suhu air dilakukan selama 15 menit.
  • Buka kantong plastiknya, tetapi jangan langsung dituangkan ke dalam tempat pemeliharaan.
  • Masukkan air dari tempat pemeliharaan secara perlahan ke kantong.
  • Lepaskan ikan bila sudah tampak aktif.
  • Segera berikan pakan sedikit demi sedikit bila ikan sudah pulih yang ditandai dengan gerakan tubuh dan tutup insang yang sudah normal dan tidak terengah-engah.


Bab VI  Analisis Usaha Ikan Hias

Analisis usaha diperlukan untuk mengetahui ambaran besarnya keuntungan yang akan iperoleh dari suatu jenis usaha.  Berikut ini diberikan contoh analisis usaha dalam skala kecil. Analisis usaha dalam skala kecil yang dilakukan selama 4 bulan sebagai berikut,

a.  Biaya lnvestasi

1.    Akuarium  Pembesaran  Ukuran
100 cm X 50 cm X 50 cm sebanyak 5 unit @ Rp 75.000,00 =  Rp 375.000,00
2.  Akuarium  untuk pemindahan ikan 2  unit @ Rp 50.000,00 = Rp 100.000,00
3.  Aerator  5 unit @ Rp 15.000,00 = Rp   75.000,00

Jumlah                                      = Rp 550.000,00

 b.   Biaya Operasional

1.   Benih 1500 ekor @ Rp250,00 = Rp 375.000,00

2.  Pakan per bulan Rp 50.000,00 selama 4 bulan =  Rp 200.000,00
3.  Obat-obatan  = Rp 100.000,00
4.   Perlengkapan  lain = Rp 100.000,00
Jumlah                                            = Rp 775.000,00

c.  Pendapatan

Dihasilkan   1.125  ekor  dengan  harga  per  ekor Rp 3.500,00
Pendapatan  setiap satu kali panen (4 bulan) = 1.125   X Rp 3.500,00 = Rp 3.937.500,00

d.    Keuntungan

=    Pendapatan  -  (Biaya investasi  + Biaya Operasional)
=    Rp 3.937.500,00  -  (Rp 550.000,00 + Rp 775.000,00)
=    Rp 3.937.500,00   -  Rp 1.325.000,00
=    Rp 2.612.500,00

KETERANGAN

Analisis    usaha    di   atas    dilakukan    pada pembesaran    pertama    kali,   untuk   pembesaran berikutnya sudah tidak memakai biaya investasi lagi karena peralatan pada pembesaran  pertama masih dapat   digunakan    selama   4-6   tahun   ke  depan. Dengan  demikian   untuk  pembesaran   berikutnya keuntungan  akan lebih meningkat.

Peluang Usaha Budi daya Ikan Hias populer 
Panen dan penanganan pascapanen Udang galah


LihatTutupKomentar