-->

PELUANG USAHA BUDI DAYA LOBSTER AIR TAWAR MENJANJIKAN

serbabawang.blogspot.com. Dunia perikanan kita kaya akan satwa laut maupun satwa air tawar. Keanekaragaman tersebut salah satunya ialah lobster air tawar. Selama ini kita barangkali hanya mengenal lobster yang hidup dan dihasilkan dari laut. Berbeda dengan lobster dari laut, budi daya lobster air tawar dari perikanan air tawar dalam pemeliharaannya tentu membutuhkan cara-cara tersendiri. Hari ini kita akan bahas secara lengkap PELUANG USAHA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR MENJANJIKAN.
PELUANG USAHA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR



Di dalam artikel Peluang Usaha Budi Daya Lobster Air Tawar ini di dalamnya menguaraikan  secara praktis  pengenalan usaha budi  daya lobster  air  tawar, mengenal jenis-jenis  lobster air tawar, mempersiapkan lokasi dan perlengkapan budi daya lobster air tawar, cara-cara pembenihan dan perbesaran lobster  air tawar, serta masa panen dan pemeliharaan pasca panen lobster air tawar.


Peluang untuk berwirausaha budi daya lobster air tawar ini masih sangat besar guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat. Oleh karena itu,  dibutuhkan buku yang dapat menjadi pedoman dalam perintisan wirausaha budi daya udang lobster air tawar  agar dapat melakukan praktek  usaha secara benar, terarah,  dan menghindarkan kerugian. Sebab kita tahu,  bahwa kerugian dalam berbisnis apapun termasuk berbisnis udang lobster air tawar ini bukan hanya ketika kita gagal mendapatkan order dan konsumen, tetapi  banyak juga karena sejak awal proses pembibitan/pembenihan  atau perbesaran lobster sudah salah atau gagal melakukannya.

Kami berharap, dengan hadirnya artikel ini dapat menjadi pedoman, motivasi, sekaligus inspirasi bagi remaja dan pemuda serta pelajar untuk berwirausaha secara mandiri, sehingga kelak dapat menjadi pengusaha yang mandiri dan sukses.

A. MENGENAL PELUANG USAHA BUDIDAYA LOBSTER AIR TAWAR

RED CLAW LOBSTER

Di Indonesia budidaya lobster air tawar, dapat dikatakan  sesuatu usaha  yang masih baru, khususnya  lobster dari jenis Cherax quadricarinatus yang lebih dikenal dengan sebutan red claw. Red claw (Lobster   air tawar) bukan berasal dari Indonesia  tetapi dari Queensland, Australia.

 Selain  di Queensland   Australia,    red claw juga  ditemukan   tersebar   di Amerika Serikat  sampai  perairan   Papua,    lndonesia,meskipun       jumlahnya relative sedikit.  Red claw memang  tergolong  lobster    air tawar  yang  memiliki keunikan.  Keunikannya  terlihat   dari warna tubuh yang biru laut cerah, seperti layaknya bangsa-bangsa  ikan  yang hidup di air laut.  Padahal, warna biru laut seperti  itu,  jarang sekali dapat kita temukan pada bangsa-bangsa ikan yang hidup di airtawar. Karena warna tubuhnya yang indah itulah, lobster air tawar ini di samping dibudidayakan sebagai udang konsumsi, banyak orang yang memanfaatkannya sebagai ikan hias yang dipelihara di akuarium-akuarium sebagai hiasan di rumah.

A. Potensi Budi  Daya  Lobster Air  Tawar  (Red Claw)   di Indonesia.


Sebelum  dijelaskan   lebih jauh  mengenai  teknis  pembudidayaannya, berikut akan diulas terlebih dahulu mengenai potensi budi dayanya di In- donesia jika ditinjau dari teknik pemeliharaan, kondisi iklim, dan ketersediaan sumber  daya alam yang  menunjang  maupun dari segi ekonomi.

1.   Teknik Pembudidayaan Relatif  Mudah dibandingkan Udang Jenis Lain

Lobster yang dikenal oleh masyarakat selama ini adalah udang karang yang  berasal  dari  tangkapan di  laut  dan  belum  bisa  di budidaya. Udang yang  berukuran  cukup  besar  tersebut  sengaja ditangkap  oleh para nelayan untuk dijual di pasar dalam negeri dan ekspor. Selain lobster air laut, sebenarnya terdapat banyak jenis lobster air tawar yang juga memiliki ukuran dan bentuk tubuh hampir sama dengan lobster air laut.

Lobster air tawar memiliki keunggulan lebih dibandingkan dengan lobster air laut. Misalnya, lobster air tawar sudah bisa di budidaya, sedangkan lobster air laut belum bisa di budidaya.

Jika dibandingkan  dengan jenis udang lainnya seperti udang  windu dan udang galah,  lobster air tawar lebih mudah di budidaya ini dapat dilihat dari teknik budidaya yang diterapkan cukup sederhana.

Pemeliharaan  lobster air tawar biasanya  di dalam kolam.  Proses pembudidayaan nya tidak terlalu  sulit  dibanding    dengan pembudidayaan jenis udang lainnya sehingga  bisa dilakukan     oleh   siapa  saja   yang  tertarik mengusahakan nya.   Lobster  air  tawar  bias di budidaya  di akuarium maupun di  kolam dan tidak  dibutuhkan lahan yang luas. sementara proses pembudidayaan  udang windu atau udang galah membutuhkan  teknik khusus dan lahan yang luas.

Kelebihan lain lobster air tawar yaitu karakternya tidak mudah stres  dan tidak  mudah  terserang penyakit.   Asalkan    kebutuhan pakan, kualitas air, dan kebutuhan oksigen  terpenuhi   maka  lobster dapat  tumbuh   dan  berkembang biak dengan  cepat.

Lobster  air tawar  sebenarnya sudah   lama   dibudidayakan   di habitat    aslinya, Queensland, Australia   dan  perairan   Amerika Serikat.  Di Indonesia,  budi  daya lobster  air tawar baru mulai dirintis pada  tahun  1991.  Itu pun  masih terbatas  dilakukan  oleh beberapa peternak  karena  adanya  kendala keterbatasan jumlah induk yang tersedia  di pasaran dalam negeri.   Induk - induk lobster yang di budidaya    masih harus didatangkan  langsung  dari negara produsen nya,  Australia.

Seiring dengan semakin berkembangnya  teknologi budi daya,  maka sejak awal  tahun 2003 budi daya lobster air  tawar semakin  berkembang.  lni terlihat dari  munculnya sejumlah  peternak  yang  bisa  melakukan   pembudidayaan lobster air tawar. Dari satu orang peternak  kemudian  menyebar  ke peternak- peternak  lainnya.  Dari  hanya berpusat  pada  satu  kota,   kini sudah  hampir bisa ditemukan  peternak lobster di kota-kota  besar lainnya. Sejak  saat itulah, usaha budi daya lobster air tawar mulai  berkembang.

 2. Kondisi  iklim dan Sumber Daya Alam  Indonesia  Mendukung

Red claw sendiri, pada dasarnya dapat hidup di berbagai habitat. Hanya saja untuk dapat berkembang biak dengan tingkat produktivitas yang tinggi, red claw cenderung lebih sesuai dipelihara pada kondisi suhu 20 -24 ° C. Kondisi yang demikian itu sangat sesuai dengan iklim di Indonesia.  Oleh karena itu, jika di budidaya kan di Indonesia tidak terlalu banyak mengalami kesulitan. Bahkan, jika di budidaya kan di Indonesia akan sangat mendukung serta menguntungkan  karena tidak membutuhkan  heater yang berfungsi  untuk merangsang suhu tinggi seperti yang biasa dilakukan pada habitat asalnya di Queensland jika suhu terlalu rendah. Dengan demikian biaya investasinya pun dapat ditekan, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat maksimal.

Dilihat dari kondisi lingkungan alam, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk pengembangan budi daya lobster air tawar. lklim dan siklus musim memungkinkan lobster dapat  dibudidayakan sepanjang tahun. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, lobster air tawar yang di budidaya kan di Indonesia, terutama jenis Cherax quadricarinatus dapat berkembang dengan berat tubuh mencapai lebih dari 500 gram dengan panjang sekitar 50 cm.

Selain itu, kelebihan  dari lobster ini yaitu mampu hidup selama 4-5 tahun dan  memiliki  tingkat  produktivitas   yang  tinggi.  Dalam  setahun  seekor  red claw betina mampu bertelur sebanyak 4-5 kali dan menghasilkan ribuan telur. Sementara di Queensland, Australia, yang merupakan tempat habitat asalnya, hanya mampu bertelur dua kali dalam setahun.

Selain kondisi iklim yang sangat mendukung, sumber pakan alami bagi lobster tersedia cukup banyak  di alam Indonesia dan mudah diperoleh. Dengan pakan alami tersebut, lobster akan tumbuh dengan cepat. Dengan potensi iklim yang mendukung dan sumber pakan alami yang cukup tersedia, dapat dipastikan pada masa yang akan datang Indonesiadapat menjadi salah satu negara produsen utama sekaligus pemasok terbesar lobster air tawar di pasar internasional. Namun demikian, itu semua harus didukung oleh sumber daya manusia yang andal dan sistem pengelolaan yang baik.

3.  Potensi Budi Daya dari Segi Ekonomi

Pembudidayaan red claw di Indonesia dari segi ekonomi sangat menguntungkan mengingat biaya investasi serta perawatan nya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh. Keuntungan tersebut dapat diperoleh dari penjualan lobster ke hotel-hotel berbintang dan restoran sebagai udang konsumsi yang dijadikan makanan bercita rasa tinggi atau dijual ke tempat penjual ikan hias sebagai udang penghias akuarium.

Red claw memiliki daging yang kenyal dan rasa yang gurih melebihi rasa lobster air laut. Di samping itu juga memiliki tingkat kolesterol,  lemak, dan kandungan garam yang rendah sehingga aman dikonsumsi berbagai kalangan.

B. Prospek  Lobster Air Tawar sebagai  Udang Konsumsi


Selain dari sisi budi daya yang cukup sederhana, berkembangnya usaha lobster air tawar sebenarnya tidak lepas dari tingginya permintaan pasar, terutama pasar ekspor. Sampai saat ini memang belum ada data yang pasti mengenai permintaan lobster air tawar oleh beberapa negara. Namun, dari informasi   yang  ada, sejumlah  negara  telah  meminta  lobster  air tawar,  baik dalam  keadaan  hidup  maupun  beku,   untuk  diekspor.   Permintaannya   pun cukup    beragam,   mulai  dari  puluhan   hingga  ratusan  kilogram   per  bulan.

Jepang merupakan  potensi pasar yang paling besar di Asia. Masyarakat Jepang memang sangat terkenal  menyukai  ikan dan udang termasuk  lobster air tawar.  Setiap  tahun  negara  tersebut  mengimpor   lobster  dari  beberapa negara  produsen lobster, terutama dari Australia.   Selain Jepang, negara Asia lainnya  seperti  Malaysia,    Hongkong,  Cina,  Taiwan,   Korea,  dan  Singapura juga  mengimpor  lobster.

Jika  berkunjung   ke  restoran   dan   hotel    berbintang   di  negara-negara tersebut  hampir  bisa  dijumpai  menu   makanan  dari  lobster.  Masyarakat  di negara-negara  dari belahan dunia lain   pun seperti Amerika  Serikat, Kanada, Perancis,   Belanda,   Jerman,   Belgia,   Selandia   Baru,   dan Australia  menjadikan lobster  sebagai makanan favorit karena mereka yakin dengan mengkonsumsi lobster   air tawar lebih menyehatkan  dibandingkan  dengan  makanan  laut. Di restoran-restoran Selandia  Baru, Australia,  dan Hongkong,  misalnya,  lobster disajikan   dalam bentuk sup, nuggets, atau campuran  salad.

Tidak hanya pasar ekspor yang mendominasi   pemasaran lobster air tawar.  Saat ini, pasar lobster dalam negeri juga marak di  beberapa kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali, dan Yogyakarta. Namun demikian, pemasaran nya  masih terbatas  di restoran  dan  hotel-hotel berbintang. Umumnya,  lobster dijadikan sebagai salah satu menu istimewa dengan harga yang sangat tinggi.

Semakin banyaknya permintaan, membuat harga lobster air tawar cukup tinggi. Sebagai gambaran pada pertengahan bulan Mei 2006 harga lobster mencapai  Rp200.000,00-Rp300.000,00 per kilogram. Dalam satu kilogram terdapat sekitar 9-12  ekor. ltu artinya bahwa harga setiap ekor lobster dewasa sekitar  Rp16.500,00-Rp35.000,00.

Bagi sebagian  besar peternak, keadaan tersebut merupakan daya tarik menggiurkan karena dapat  memberikan keuntungan  usaha yang tinggi. Sebagai  salah satu penyedia  protein  hewan-i ,   yabby,  sebutan  populer  di negara asalnya,  Australia, lobster air tawar termasuk udang   yang   banyak diminati   konsumen.  Ini disebabkan  oleh  beberapa  karakteristik   yang dimiliki nya tidak ada pada udang jenis lain. Dibandingkan dengan  udang galah atau udang windu, lobster air tawar memiliki ukuran tubuh yang lebih  besar sehingga kandungan dagingnya juga lebih banyak. Lobster air tawar juga memiliki tekstur daging yang kenyal dan rasa gurihnya melebihi   lobster air laut. Lobster air tawar juga memiliki kandungan lemak, kolesterol, dan garam yang rendah sehingga aman dikonsumsi oleh semua kalangan konsumen. Bahkan, lobster air tawar memiliki kandungan seng cukup tinggi yang dapat meningkatkan vitalitas pada manusia. Zat gizi yang terkandung dalam daging lobster juga dapat memperbaiki sel tubuh yang rusak.


C. Prospek Lobster Air Tawar sebagai  Udang Hias dalam Akuarium.

Selain sebagai udang konsumsi, ternyata lobster air tawar dapat dijadikan udang hias. Penghias akuarium di rumah-rumah. Lobster sangat layak dijadikan pengisi akuarium yang dapat dinikmati keindahan bentuk dan warna tubuhnya.

Kelebihan lain lobster air tawar jika dijadikan sebagai udang hias adalah mudah dalam pengembangbiakan nya. Cukup dilakukan di dalam akuarium atau di dalam kolam.  Dengan demikian,  para penggemar ikan hias dapat menikmati proses daur hidup lobster mulai dari penjodohan, perkawinan, penetasan telur, hingga pergantian kulit (moulting).   Lobster dapat tumbuh cepat dengan ukuran tubuh yang cukup besar. Lobster air tawar dapat mencapai ukuran 25-30 cm di dalam akuarium. Selain itu, lobster dapat tahan di dalam akuarium hingga puluhan tahun sehingga akan lebih lama dinikmati para penggemar ikan hias.

Dengan sejumlah kelebihan yang dimiliki lobster air tawar tersebut, banyak penggemar ikan hias yang ingin memeliharanya. Bahkan, di antara mereka berani mengeluarkan biaya yang cukup besar demi mendapatkan lobster untuk dipelihara di rumahnya. Sejumlah penggemar ikan hias yang fanatik  bahkan  berani  membeli  lobster  air tawar  hingga jutaan  rupiah perekor.  lni juga  sebenarnya   yang  membuat  harga  lobster  air tawar  menjadi  tinggi sampai  saat ini.


MENGENAL ASPEK BIOLOGI DAN JENIS-JENIS LOBSTER AIR TAWAR. 


BUDI DAYA LOBSTER AIR TAWAR

Sebenarnya  lobster   air  tawar   bukan  hanya  Cherax  quadricarinatus (red  claw)  saja,  melainkan masih  banyak  lagi  jenis  yang lain nya.  Red  claw  merupakan  salah  satu jenis  dari  sekian  banya lobster  air tawar  yang  ditemukan  hidup  di  beberapa  perairan  di dunia.
Jenis-jenis lobster air tawar yang hidup di beberapa perairan di dunia jumlahnya  mencapai puluhan hingga ratusan jenis.  Namun, dari sekian banyak jenis lobster tersebut belum semuanya dapat dibudidayakan. Hal ini disebabkan setiap jenis lobster memiliki aspek biologi yang berbeda-beda, terutama dalam hal karakteristik lingkungan hidup. Dari sekian banyak jenis lobster, hanya beberapa saja yang sudah diketahui karakteristik lingkungan hidupnya.

Karakteristik lingkungan hidup ini sangat perlu untuk diketahui sebagai modal dasar  untuk pembudidayaan.  Dengan mengetahui  karakteristik lingkungan hidupnya, kita dapat membuat tempat hidup di pembudidayaan yang disesuaikan dengan keadaan di .tempat  asalnya. Dengan perkataan lain, untuk membudidayakan setiap jenis lobster di luar habitat asalnya, perlu dilakukan proses adaptasi lingkungan sesuai habitatnya.


A. Aspek  Biologi Lobster Air Tawar


Sebelum membicarakan cara-cara pembudidayaan lobster air tawar, terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa aspek biologi lobster air tawar,yaitu mengenai kedudukannya  dalam klasifikasi dan karakteristik nya  yang meliputi morfologi, habitat dan penyebaran,  pergantian  kulit, sifat kanibal, cara perkernbangbiakan, serta siklus hidupnya.  Untuk itu, marilah  kita pelajari  baik-baik  seluruh aspek biologi nya sebagai dasar-dasar  pengetahuan  bagi pembudidayaan nya.

1.  Klasifikasi Lobster Air Tawar


Sebelum dijelaskan mengenai karakteristik atau ciri khasnya, perlu diketahui bahwa lobster air tawar yang berhasil dibudidayakan dilihat dari klasfikasinya berbeda dengan lobster air laut. Lobster air laut yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat umurn penggemar sea food berasal dari familia Penaeidae, Palinuridae, dan Scyllaridae. Sementara jenis-jenis lobster air tawar yang sudah berhasil dibudidayakan, umumnya berasal dari familia Parastacidae dan Cambaridae. Dari sisi pembudidayaan, semua jenis  lobster air laut hidup di laut dan belum bisa di budidaya kan di luar habitat aslinya. Adapun lobster air tawar hidup di air tawar dan sebagian sudah bisa di budidaya kan.

2.   Morfologi


Jenis  lobster  air  tawar  yang  berhasil   dibudidayakan    termasuk   ke  dalam family Parastaciadae dan Cambaridae. Pengklasifikasian      tersebut  didasarkan   pada  ciri-ciri  morfologis nya yang akan  dijelaskan berikut ini.

Perhatikan morfologi lobster air tawar pada gambar di atas! Jika kita perhatikan lobster  air tawar tubuhnya  terbagi  menjadi  dua  bagian,  yaitu  bagian  depan dinamakan chepalothorax yang  terdiri atas kepala dan dada. Sementara itu, tubuh bagian belakangnya dinamakan abdomen yang terdiri dari badan dan ekor.
Bagian kepala lobster air tawar dinamakan  carapace. Carapace ini tertutup oleh  kulit  atau cangkang   kepala.  Adapun   kelopak   kepala  bagian  depan dinamakan rostrum atau cucuk kepala. Bentuk rostrum nya  meruncing dan bergerigi.  Kepala lobster air tawar terdiri atas enam ruas. Pad a ruas pertama terdapat  sepasang  mata yang  bertangkai  dan bisa digerak-gerakkan.   Pada ruas kedua dan ketiga terdapat sepasang  sungut kecil (antennula) dan sungut besar (antenna).

Pada ruas keempat,  kelima,  dan keenam  terdapat  rahang (mandibula),   maxilla I,  dan maxilla  II,  yang ketiganya  berfungsi  sebagai  alat makan. Di bagian kepala terdapat lima pasang kaki dinamakan periopod. Kaki pertama, kedua,  dan ketiga mengalami  perubahan  bentuk dan fungsi menjadi capit (chela). Capit pertama berfungsi  sebagai  senjata  untuk  menqhadapi musuhnya. Kadang  kala  capit  tersebut   digunakannya    untuk  menangkap mangsa yang bergerak lebih cepat. Capit kedua dan ketiga digunakan sebagai alat  yang  berfungsi   seperti  tangan,  yaitu  menyuapi mulut  ketika  makan. Sementara  dua pasang kaki lainnya digunakan  sebagai  alat untuk bergerak atau sebagai  kaki jalan (walking  legs).

Sementara  pada bagian abdomennya  terdapat em pat pasang kaki renang yang terletak  pada masing-masing   ruas. Kaki-kaki  tersebut  berfungsi  untuk kaki renang (swimming  legs). Sementara  bagian ekor terdiri atas dua bagian, yaitu ekor kipas (uropoda)  dan ujung ekor (telson).


3.  Tempat Hidup (Habitat) dan Penyebaran


Secara alarni, keluarga lobster air tawar tersebut  menyebar  hampir  di semua benua   kecuali Afrika dan Antartika, meskipun di kedua benua tersebut pernah ditemukan  fosilnya. Pada dasarnya  lobster air tawar terdiri atas tiga famili, seperti yang dikemukakan dimuka, yaitu Astacidae,  Cambaridae, dan Paras,tacidae. Familia Astacidae  banyak  ditemukan  di perairan  baqian  barat  Rocky Mountains  di barat  laut Amerika  Serikat  sampai  Kolombia,   Kanada,  dan juga  di Eropa. Familia Cambaridae  banyak ditemukan  di bagian timur Amerika  Serikat dan bagian selatan Meksiko. ambaridae terdiri atas 80% dari jumlah spesies yang ditemukan di dunia. Sementara familia Parastacidae  banyak ditemukan  hidup di perairan Australia,  Selandia  Baru,  Amerika  Selatan dan Madagaskar.
Di Indonesia sendiri lobster. air tawar banyak ditemukan di perairan Jayawijaya, Papua.  Beberapa jenis dari familia Parastacidae, yang ditemukan  di perairan Jayawijaya,   Papua antara lain Cherax monticola, Cherax lorentzi, dan Cherax lakembutu.

4.  Jenis-Jenis Makanan


Lobster   air  tawar   di  tempat   hidup   asalnya,    tergolong   hewan   pema- kan  segala (omnivora). Bahan-bahan    pakan   alami   yang   berasal   dari hewan   dan  tumbuhan    sangat disukainya.  Pakan   alami   dari  golongan hewan   yang  disukai   lobster   yaitu   cacing   sutra, cacing   air,  cacing   tanah,  dan  plankton.   Adapun   pakan  alami   berasal   dari  tumbuhan    yang disukai  oleh  lobster,  yaitu  tanaman  air  seperti  lumut  dan  akar  selada  air.

Selain pakan alami, ternyata lobster air tawar juga menyukai pakan buatan, terutama pelet. Jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya yang besar,kebutuhan pakan lobster sebenarnya sangat sedikit, yaitu hanya sekitar 2-3 gram per ekor lobster dewasa per hari. Kebutuhan pakan tersebut selain digunakan untuk pertumbuhan, juga untuk perkembangbiakan.

5.   Pergantian  Kulit (Moulting)


Seperti halnya bangsa udang-udangan, lobster air tawar juga melakukan pergantian kulit yang disebut moulting.  Proses pergantian kulit dilaku- kan lobster berkaitan dengan pertumbuhan membesar dari tubuhnya. Untuk tumbuh menjadi besar, lobster perlu membuang kelopak kulit (eksoskeleton) yang keras dan  tidak  elastis  dan  menyelimuti  tubuh- nya. Kulit lama yang dibuang nantinya  digantikan dengan  kulit  baru. Lobster yang masih muda akan lebih sering mengalami moulting dibandingkan dengan lobster dewasa. Hal ini disebabkan lobster muda masih mengalami proses pertumbuhan.

Selama hidupnya, lobster mengalami pergantian kulit (moulting) hingga puluhan kali. Pergantian kulit mulai terjadi pada umur 2-3 minggu. Frekuensi pergantian kulit akan sering terjadi sebelum lobster dewasa (berumur 6-7 bulan) dibandingkan dengan lobster yang sudah dewasa. Lobster dewasa, terutama induk jantan maupun betina akan memulai kembali moulting setelah 2-3 kali melakukan perkawinan.

Moulting pada  lobster  berfungsi   selain  untuk  merangsang   atau mempercepat pertumbuhan, juga untuk mempercepat proses pematangan gonad pada induk. Dengan demikian, induk akan cepat menghasilkan telur. Moulting juga berfungsi untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau patah. Kaki atau capit yang patah akan tumbuh normal kembali dengan cepat setelah moulting. Namun demikian, kaki bekas patah tersebut tidak sebesar kaki sebelum patah.

Pada saat sebelum  moulting atau sekitar 2-3 jam sebelumnya, lobster tampak sangat lemah dan seakan-akan mau mati. Lobster terlihat stres dan tidak mau makan. Pada tahap awal, kulit kepala akan mengelupasatau terlihat terangkat dan terpisah dari kepala. Dalam beberapawaktu, kepala akan keluar dari kulit kepala lalu diikuti dengan terkelupasnya kulit eksoskeleton. Tubuh lobster yang sudah berganti kulit masih terlihat lemah karena kulitnya masih sangat lunak. Setelah 24 jam semua kulit akan mengeras kembali seperti sedia kala. Selama proses moulting, lobster tidak makan.

6.  Sifat Kanibal


Perlu diketahui,  bahwa  lobster  memiliki  sifat  kanibal,  yaitu  suka  me- mangsa  kawannya  sendiri.  Sifat  ini mulai muncul sejak  lobster  masih kecil.   Sifat kanibal pada lobster akan muncul apabila kekurangan makanan. Sifat kanibal juga muncul terutama pada lobster sehat terhadap lobster  yang sedang  ganti  kulit.  Dalam  keadaan  lemah,  lobster  yang mengalami  ganti  kulit akan dimangsa  oleh lobster  yang tidak  sedang ganti  kulit.  Untuk menghindari  kanibalisme  tersebut,  biasanya  lobster yang akan melakukan proses ganti kulit mencari tempat persembunyian.

7.  Cara Perkembangbiakan


Ketika akan memulai perkembangbiakan, induk lobster betina terlebih dal rnernpersiapkan telurnya untuk dibuahi oleh induk jantan. Proses matang telur dapat dilihat dari perkembangan ovarium yang berada di bagian pu gung induk lobster betina. Sementara itu induk jantan juga rnernpersiapl kematangan sperma yang ditentukan  oleh perkembangan alat kelam nya yang dinamakan petasma. Petasma ini mengandung spermatozc Setelah gonad matang, indukjantan dengan sendirinya akan melakuk. perkawinan dengan induk betina. Untuk beberapa waktu, telur akan dibua oleh sperma. Pembuahan yang terjadi pada lobster adalah pernbuahs internal, yaitu sperma membuahi sel telur di dalam tubuh induk betina. Tell yang telah dibuahi akan muncul dan melekat di bagian bawah tubuh indu betina hingga menetas. Telur-telur tersebut berbentuk oval mendekati bulat Setelah dibuahi telur akan berubah warna hingga siap menetas. Perubahar warna telur setelah dibuahi hingga menetas secara berturut-turut,yaitu kuning, oranye, dan timbul bintik-bintik hitam.

8.  Siklus Hidup


Siklus hidup lobster air tawar dimulai dari sejak lobster dewasa mulai ma- tang alat kelaminnya  (gonad) antara umur 6-7 bulan. Setelah itu induk betina akan melangsungkan perkawinan dengan induk jantan. Setelah ter- jadi proses pembuahan (fertilisasi), induk betina otomatis akan mengerami telurnya hingga menetas yang berlangsung selama 1,5 bulan. Setiap kali bertelur, jumlah telur yang menetas antara 150-800 ekor. Dan dalam jangka waktu 6-7 bulan, anak lobster itu akan mengalami proses pembesaran menjadi lobster dewasa yang siap dijadikan induk atau siap dikonsumsi. Perlu diketahui bahwa seeker lobster dapat hidup sampai puluhan tahun.


B.  Mengenal  Jenis-Jenis   Lobster  Air   Tawar   yang Dibudidayakan


Sampai saat ini baru ada dua famili  lobster air tawar yang sudah ber- hasil dibudidayakan  di luar habitat aslinya yaitu famili  Cambaridae dan Parastacidae. Jenis lobster air tawar dari familia Cambaridae yang berhasil dibudidayakan adalah Priocambarus clarkii, sedangkan dari farnilia- Parastacidae  ada beberapa jenis  antara  lain yaitu,  Cherax destructor, Cherax  tenuimanus,   Cherax  quadricarinatus,   dan Astacopsis  gouldi. Untuk lebih mengenalnya berikut ini akan dideskripsikan satu  per satu.

1. Procambarus clarkii


BUDI DAYA LOBSTER AIR TAWAR

Ciri khas lobster air tawar dari jenis Procambarus  clarkii   adalah  seluruh  tubuh  lobster jantan  berwarna   merah  bata,   sedangkan lobster betinanya berwarna oranye kemerah- merahan. Ukuran tubuh lobster ini  lebih kecil dibandingkan dengan lobster jenis Cherax sp. Panjang tubuh Procambarus  clarkii dewasa hanya berukuran sekitar  12 cm,   sedangkan beratnya di antara 75-100 gram per ekornya.

2.  Cherax quadricarinatus


Cherax quadricarinatus

Cherax   quadricarinatus  merupakan  lobster  air tawar  yang  termasuk  dalam  famili Parastacidae. Jenis lobster air tawar ini memiliki  nama populer  red  claw.  lstilah  itu diberikan,  karena  di  kedua  ujung  capitnya   terdapat   warna  merah. Red  Claw  sangat  sesuai  hidup  di  lingkungan  dengan  suhu  air  opti- mal di antara kisaran 20-24°  C,   pH 7-8,  dan kesadahan air 10-20° dH.

Red claw memiliki bentuk tubuh yang hampir sama dengan lobster air tawar pada umumnya. Hanya satu ciri utama yang membedakannya dari lobster jenis lain, yaitu warna tubuhnya.  Tubuhnya didominasi oleh warna biru laut yang berkilau. Antar-ruas kelopak kulit berwarna putih.
Panjang tubuh red claw dewasa dapat mencapai 50 cm dengan berat antara  800-1000 gram per ekor. lnduk red claw sudah mulai kawin dan bertelur pada umur 6-7 bulan. Jumlah telur yang dihasilkan untuk sekali perkawinan  dapat mencapai 100-200 butir. Setelah  berumur  satu tahun, dapat menghasilkan   telur   antara  600-1.000 butir.  Lobster  betinanya    dapat   bertelur hingga 5 kali dalam satu tahun.

Selain sebagai udang konsumsi,   red claw juga dapat dijadikan    udang  hias dalam  akuarium,  karena  memiliki   warna  tubuh   yang  indah.  Warna  biru laut yang dimiliki   lobster  ini, tampak  mengilat  terpancar  dari tubuhnya.  Bagi para penggemar ikan  hias  untuk  memperoleh warna biru dari ikan hias air tawar yang mirip dengan warna biru yang  dimiliki lobster ini sangat sulit. Bahkan,  mungkin tidak akan pernah dijumpai.  Warna biru seperti itu hanya mungkin bisa ditemukan pada ikan hias  yang berasal dari laut.


3.  Astacopsis gouldi


Astacopsis gouldi

Seperti   jenis   Cherax  sp., Astacopsis   gouldi  jug a  termasuk  keluarga Parastacidae.   Lobster  air tawar  ini lebih dikenal  dengan  sebutan  tazmania giant freshwater  lobster.    Tubuhnya   berwarna   cokelat   kehitam-hitaman terutama  pada  bagian  tubuh,  kepala,  dan capit. Di antara  jenis  lobster  air tawar lainnya, jenis  ini yang paling besar. Panjang  tubuh  lobster raksasa  ini bisa mencapai   90 cm dengan  berat 4-6 kg per ekor.

Dibandingkan   dengan   red. claw, jenis  lobster   ini memiliki    produktivitas yang rendah, yaitu  dalam dua tahun  hanya melakukan  perkawinan  sebanyak sekali  dengan  jumlah  telur  yang  dihasilkan   sekitar  4.000   butir. Telur-telur yang dibawa oleh induk  betina   baru dapat menetas setelah terjadi   satu tahun pembuahan.
Pada dasamya Astacopsis gouldi kurang sesuai dibudidayakan   di  Indonesia, karena membutuhkan suhu air di  bawah  20°  C.

4.  Cherax destructor


Seperti dikemukakan    di muka Cherax destructor merupakan  lobster air tawar yang termasuk  dalam famili Parastacidae. Jen is lobster  air tawar ini memiliki ciri khas pada capitnya yang berukuran  lebih besar dibandingkan  jenis   lobster air tawar yang lainnya.  Bahkan, ukuran capitnya hampir sama dengan ukuran tubuhnya.  Untuk itu,  lobster   ini dikenal dengan sebutan destructoryang artin.ya "si penghancur".

Di samping   itu   ciri   khas  lainnya  yang  dimiliki   lobster  ini yaitu  seluruh tubuhya  mulai dari ekor hingga kepala berwarna  merah kecokelatan.  Panjang tubuhnya  di antara  30-50  cm sedangkan beratnya    bisa mencapai  300-500 gram per ekor.  lingkungan  hidup   dan  tingkat  produktivitas Cherax destructor sama  dengan  Cherax quadricarinatus. Dalam  setahun   Cherex destructor hanya dapat  melakukan   perkawinan   dua  kali.   Untuk  satu  kali  perkawinan dihasilkan  anakan  sekitar 30-150  ekor. Cherax  destructor memiliki   tingkat    kanibalisme yang lebih tinggi dibandingkan jenis lobster air tawar yang   lainnya,   terutama  pada saat terjadi moulting. Bahkan, lobster betina nya   mampu memangsa  lobster jantan.  ltulah sebabnya  lobster air tawar ini jarang dipilih    oleh  para pelaku budi daya lobster air tawar. Menurut pelaku budi daya lobster air  tawar, Cherax destructor yang warnanya   biru  dapat  dikawin  silangkan   dengan   Cherax quadricarinatus.

Perkawinan silang kedua jenis lobster itu nantinya menghasilkan  anak lobster yang warnanya  biru tetapi lebih tua, namun capitnya  tampak  lebih ideal.

5.   Cherax  teriuimanus


Lobster  air tawar  dari jenis  Cherax  tenuimanus  juga  termasuk  famili Peresteciaee dikenal dengan sebutan marron. Lobster air tawar ini banyak warnanya. Ada jenis marron dengan warna tubuh biru keunguan dan ada pula cokelat tua keunguan. Jenis lobster ini hidup di antara suhu air 11-30° C dengan pH 6-8.

 

MEMPERSIAPKAN LOKASI DAN PERLENGKAPAN BUDI DAYA       


Untuk menjalankan usaha, sebaiknya segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha itu harus dipersiapkan dengan baik. Demikian pula dalam usaha pembudidayaan lobster air tawar. Karena usaha ini berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup, maka harus benar benar dipersiapkan dengan baik agar lobster yang akan dibudidayakan dapat hidup dan berkembang biak sesuai harapan.

Beberapa hal pokok yang harus diperhatikan dan dipersiapkan dalam pembudidayaan  lobster air tawar antara lain menentukan  lokasi usaha yang tepat, ketersediaan sumber air yang cukup, serta ketersediaan  sarana dan prasarana seperti bak, akuarium,  dan peralatan pendukung budi  daya lainnya.


A.  Menentukan Lokasi Budi Daya


Untuk membudidayakan lobster air tawar di Indonesia, sebenarnya pe- nentuan lokasi bukan sesuatu hal yang perlu dipermasalahkan, terutama untuk usaha skala kecil. Di samping keadaan iklim Indonesia sendiri mendukung, juga karena usaha budi daya lobster dapat dilakukan di tempat yang tidak terlalu luas. Lobster dapat dibudidayakan di lahan kosong yang berada di sekitar tempat tinggal. Bahkan, halaman rumah pun bisa dijadikan sebagai lokasi usaha. Lain halnya, jika ingin membudidayakan lobster air tawar dalam skala besar atau industri,  lokasi mutlak harus diperhatikan.

Dalam  usaha  budi  daya  lobster  air tawar  ada  dua  macam  yang  bisa diusahakan,   yaitu   usaha  pembenihan dan  usaha pembesaran. Untuk mendirikan usaha  pembenihan   maupun   usaha pembesaran, sebaiknya mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi,  dan teknis.
Beberapa faktor sosial ekonomi yang harus dijadikan bahan pertimbangan antara lain sebagai  berikut.


1.  Pemilihan Lokasi Usaha di Daerah Sekitar Kawasan lndustri yang Padat Sebaiknya Dihindari


Di daerah sekitar kawasan industri yang padat sudah banyak terjadi pencemaran, baik pencemaran udara maupun pencemaran air yang dapat menganggu pertumbuhan dan perkembangan lobster yang akan dibudidayakan. Pencemaran udara banyak terjadi sebagai akibat asap-asap pabrik. Sedangkan pencemaran air disebabkan sungai-sungai di daerah sekitar kawasan industri biasanya sudah tercemar zat-zat kimia beracun dari limbah industri.


2.  Dapat Berdampak Positifbagi Masyarakat di Sekitar Lokasi Usaha


Dengan di dirikan nya usaha budi daya lobsterair tawar dapat berdampak positif bagi masyarakat di sekitar lokasi usaha. Diharapkan dengan berdirinya usaha budi daya lobster air tawar di suatu daerah tertentu, dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat di daerah tersebut. Masyarakat di daerah sekitar lokasi usaha dapat diikutsertakan sebagai pegawai atau menjadi pemasok sarana dan prasarana usaha. Bahkan, masyarakat di sekitar lokasi dapat dijadikan sebagai mitra usaha atau menjadi plasma dari usaha yang didirikan.


3.   Tersedia sarana dan prasarana yang memadai


Di  lokasi   usaha  budidaya  lobster   air  tawar,   mutlak   harus tersedia  sarana  dan  prasarana  yang  dapat  memperlancar   jalannya usaha.  Di samping  itu, lokasi  usaha  budi daya sebaiknya   dilengkapi pula dengan  sarana  pendukung  usaha seperti  tersedia   jalan  dan alat transportasi.  Dengan  demikian,   pengangkutan   hasil    produksi dan faktor   produksi seperti   bibit,     pakan,   dan    peralatan      usaha  lainnya dari dalam dan ke luar   lokasi   usaha dapat   dengan    mudah dilakukan.


4.   Keamanan  di Lokasi  Usaha Terjamin


Lokasi usaha sebaiknya  dipilih yang aman dari gangguan  luar seperti pencu- rian dan hal-hal lain yang dapat mengganggu kelancaran usaha. Faktor pertim- bangan ini sangat penting untuk diperhatikan,  mengingat  usaha pembudida- yaan lobster air tawar merupakan  usaha dengan investasi yang cukup besar.

Adapun   faktor-faktor    teknis  yang  sangat   penting   untuk  diperhatikan sehubungan dengan penentuan lokasi usaha budi daya lobster air tawar antara lain tersedianya  sumber  air yang  cukup  dan  baik secara  kuantitas  maupun kualitas.

Dengan  demikian,  air dapat digunakan  sewaktu-waktu  tanpa  harus tergantung pada musim dan lokasi usaha harus bebas dari banjir. Dengan   diperhatikannya   faktor-faktor   sosial   ekonomis    dan  teknis seperti yang dikemukakan  di atas,  diharapkan  nantinya  ketika usaha sudah berjalan tidak menghadapi  hambatan  yang berarti. Kalaupun  ada hambatan, dapat diatasi  dengan  baik dan cepat sehingga  tidak  menghambat  jalannya usaha.


B. Menyediakan  Sumber Air Tawar yang Cukup dan Terjamin Kualitasnya


Karena yang akan di budidaya adalah hewan yang habitatnya  di air tentu air merupakan  kebutuhan  utama.  Dalam budidaya lobster air tawar, selain berfungsi sebagai pengangkut  bahan pakan dan memperlancar  metabolisme dalam tubuh  lobster. Air juga berfungsi sebagai  tempat  memelihara  lobster sehingga tanpa  tersedia  air  yang  memadai,   mustahil  lobster  bisa  hidup.

Dari namanya tentu kita sudah dapat memperkirakan  air yang bagaimana yang dibutuhkan  untuk memelihara  lobster ini. Untuk memelihara lobster air tawar, tentunya air tawar yang harus kita sediakan.

Beberapa sumber air tawar yang dapat digunakan  untuk budidaya lobster air tawar antara lain air sungai, air sumur,  dan air  PAM atau air ledeng.  Air yang berasal dari ketiga sumber air tawar tersebut tidak dapat langsung digunakan, melainkan. harus diolah terlebih  dahulu.  Pengolahan air ini bertujuan  untuk mengkondisikan agar kualitasnya  sesuai  untuk kehidupan  lobster.

Kriteria  kualitas air dapat diukur dengan beberapa  parameter,  antara lain kadar keasaman  (pH), suhu,  kadar kesadahan  (dH), kandungan  oksigen (02) terlarut  (DO), dan kandungan  karbondioksida   (CO2). Dari beberapa  pelaku budi daya diketahui bahwa kondisi   kualitas air yang sesuai untuk pemeliharaan lobster air tawar yaitu pH 7 - 8 dengan  suhu 20 - 24 °C dan tingkat  kesadahan air agak lembut, yaitu  antara  10 -  20° dH. Sementara kandungan  02  terlarut minimal  7 ppm dan CO2 maksimal   10 ppm.

Jika air yang digunakan  bersumber  dari sungai sebaiknya  kondisi air tidak hanya jernih tetapi pH-nya harus dalam keadaan  netral dan air terse but perlu diendapkan  terlebih dahulu. Sedangkan jika air tawar yang digunakan  berasal dari sumur (air tanah) dapat langsung  diolah dan digunakan.  Namun,  untuk air PAM (air ledeng) sebelum diolah dan digunakan, harus diuapkan selama 10-12 jam.  Penguapan air PAM (ledeng)   bertujuan  untuk mengurangi  kandungan klor  di dalam air sebagai  akibat dari pengaruh  kaforit yag dimasukkan  dalam air  PAM.  Jika air kandungan   klornya  tinggi  sudah  dapat  dipastikan   akan memiliki pH yang tinggi  pula.  Dengan penguapan, pH air ledeng dapat kembali mendekati normal.

C. Menyediakan  Tempat Pemeliharaan


Sampai  saat ini para pelaku  budi daya  memelihara   lobster  air tawar   dalam kolam-kolam dan  akuarium-akuarium      pemeliharaan.     Ada yang menggu- nakan  kolam  sebagai  tempat  memelihara   induk  yang  sekaligus   digunakan sebagai   tempat   pembesaran.   Atau ada  juga  pembesarannya    dilakukan di  kolam-kolam   pemeliharaan,    sedangkan   untuk  perkawinan,  pengeraman  dan  penetasan,    serta   pembenihan    dilakukan   di  dalam   akuarium.


1.   Kolam untuk Pemeliharaan Lobster


Kolam  untuk  tempat  hidup  lobster  dapat  berbentuk  segi  empat  atau  disesuaikan  dengan  luas dan  bentuk  lahan yang  tersedia.  Namun, yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kolam lobster adalah ukurannya.   Ukuran kolam yang ideal yaitu panjang 2 m, lebar 1 m dan kedalamannya sekitar 0,5 m. Jika kolam yang digunakan  terlalu luas nantinya akan menyulitkan  dalam proses pengontrolan,  terutama  jika terdapat  lobster yang sedang  moulting.

Umumnya kolam yang digunakan untuk pemeliharaan lobster terbuat dari bahan campuran semen dan pasir. Ketebalan dinding kolam disesuaikan dengan besarnya kolam.  Jika kita perhatikan kolam pemeliharaan lobster air tawar bentuknya berbeda dengan kolam untuk memelihara ikan. Perbedaannya terletak pada bibir atas kolam bagian dalam yang diberi kaca, porselen, atau ada juga yang cukup diaci dengan semen. Pembuatan bibir kolam seperti ini bertujuan untuk mencegah agar lobster tidak melarikan diri dari kolam pemeliharaan.

Lobster air tawar dikenal  memiliki sifat pengembara  yang tinggi.  Dengan adanya  kaca  atau porselen  yang  dipasang   di  bibir  kolam  bagian  dalam, lobster tidak bisa merayap  naik karena kondisi  pinggiran  kolam licin. Tinggi kaca  atau  porselen  dari  bibir  atas  kolam  ke bawah  cukup dibuat  20  cm. Sementara  dinding  bagian  bawah  sampai  dasar  kolam  ketinggiannya   bisa dibuat sampai 30 cm, dan diplester menggunakan  bahan dari semen. Bagian ini juga  merupakan  batas pengisian  air.


Untuk mencegah agar air kolam tidak meluap keluar dan menciptakan   kondisi air kolam yang mengalir, sebaiknya dibuat saluran pembuangan. Saluran   pembuangan dapat dibuat di dinding kolam dengan cara melubangi dinding. Saluran pembuangan seperti ini dapat dibuat pada ketinggian 30 cm.

Lubang   pembuangan   dapat  pula  dibuat  di bagian tengah atau pinggir bak dengan   cara memasang  pipa paralon  berdiameter   1    inci (2,5 cm) dengan ketinggian setinggi air kolam. Namun, lubang bagian atas paralon harus ditutup dengan kawat kasa agar lobster muda tidak masuk ke dalamnya. Pembuatan lubang pembuangan sebaiknya dipikirkan  sedemikian  rupa agar mempermudah  pada saat dilakukan pengurasan kolam.

Sementara untuk memasukkan air ke dalam kolam, tidak harus melalui lubang  pemasukan.  Pemasukan air  ke dalam  kolam cukup  dilakukan menggunakan selang yang dibentangkan di atas kolam.


2.  Akuarium


Akuarium dalam pembudidayaan lobster air tawar biasanya dipergunakan untuk perkawinan induk, pengeraman dan penetasan, serta untuk memelihara benih. Akuariurn untuk budi daya lobster air tawar dapat berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar. Akuarium dibuat dari kaca dengan ketebalan kaca disesuaikan  dengan besar-kecilnya  akuarium. Akuarium untuk  perkawinan   induk yang  ideal   untuk  lobster  air tawar  dibuat   dengan ukuran   100 cm  x  50 cm x  45 cm. Akuarium pengeraman dan penetasan di buat dengan ukuran 60 cm x  45 cm x  40 cm. Sedangkan akuarium un- tuk pemeliharaan benih dibuat   dengan ukuran 100 cm x  70 cm x  25 cm.

Untuk rnenceqah, agar lobster tidak keluar dari akuarium, sebaiknya di
setiap bagian atas dinding   atau  bibir akuarium dipasang kaca dengan lebar sekitar 5-8 cm. Pemasangan kaca harus dilakukan sedemikian rupa sehingga terlihat menutupi sebagian akuarium. Di samping itu, pada salah satu sudut akuarium bagian atas sebaiknya  diberi   lubang sebesar selang aerator. Selain sebagai tempat masuknya selang aerator, pembuatan lubang tersebut bertujuan untuk mencegah lobster merayap  keluar melalui selang aerator.


D. Pipa paralon  dan  Roster


Pada kolam kolam dan akuarium   pemeliharaan,  umumnya pelaku budi daya lobster meletakkan pipa-pipa   paralon dan roster. Pemberian pipa paralon dan roster  ini  dimaksudkan sebagai tempat  persembunyian sekaligus tempat untuk   berlindung bagi lobster dari cahaya yang berlebihan  seperti  sinar matahari. Ukuran diameter dan panjang pipa   paralon disesuaikan dengan  pertumbuhan   lobster.  Pada tabel  3.1 diperlihatkan berbagai ukuran  pipa paralon  yang disesuaikan  dengan  umur lobster.

Tabel  3.1   Ukuran Pipa Paralon yang Disesuaikan  dengan Umur Lobster

Diameter Pipa (inci) Panjang Pipa (cm) Umur Lobster (bulan)

                  0,5                       4-5 1-2
                   1                          6 2-3
                   2 10 3- 4
                   3 14 4-4,5
                   4 20 5-6
                   5 26                            >6

Jika menggunakan   pipa-pipa  paralon,   baik di  akuarium  maupun di dalam   kolam, sebaiknya pipa-pipa   paralon  itu saling   direkatkan    dengan menggunakan   lem atau  diikat  dengan     kawat. Jumlah  pipa-pipa  yang  direkatkan   atau   diikat tergantung  besar-kecil  pipa, yang penting  pipa- pipa   tersebut   tidak  dapat bergerak   bebas  di dalam   air ketika  digunakan     oleh  lobster  untuk bersembunyi.

Penggunaan   roster  sebagai   tempat    per- sembunyian  mempunyai   beberapa kelemahan, yaitu  hanya dapat digunakan   untuk anak lobster sampai   umur   3  bulan atau     panjang   tubuh maksimal  sudah  mencapai    7,5  cm.   Kelemahan lain  dari roster yaitu mud ah  pecah dan tidak tahan lama jika dibandingkan  dengan    pipa paralon.


E. Aerator


Alat yang juga tak kalah pentingnya untuk disediakan bagi pembudidayaan lobster air tawar yaitu aerator. Alat ini sangat penting keberadaannya karena tanpa alat ini ada kemungkinan  lobster akan mati ketika dipelihara dalam  akuarium  atau kolam sebagai akibat kurangnya  pasokan oksigen  dari udara.Aerator yang digunakan sebaiknya disesuaikan denganjumlah atau besar kecilnya akuarium dan kolam yang digunakan. Aerator dapat dibeli di toko-toko yang menjual aksesoris akuarium   dan  ikan  hias.

F.   Peralatan Tambahan


Peralatan tambahan yang juga harus disediakan  untuk membudidayakan  lobster air tawar, antara lain pH meter, pemanas  (heater),  dan selang penyedot kotoran. Alat-alat tersebut hanya sewaktu-waktu saja penggunaannya.  Namun demikian, harus tetap tersedia.  Selang  penyedot  misalnya, baru digunakan pada saat kolam dibersihkan  untuk menyedot  kotoran atau pergantian  air.

USAHA PEMBENIHAN LOBSTER AIR TAWAR

Usaha untuk memperoleh benih atau anakan lobster air tawar dinamakan pembenihan atau hatchery.  Yang menjadi ukuran keberhasilan usaha pembenihan lobster air tawar yaitu diperoleh benih dalam jumlah banyak dengan kualitas yang baik dan tingkat kematiannya rendah. 

Pada usaha pembenihan lobster air tawar terdapat   beberapa tahap kegiatan, yaitu antara lain pengadaan dan seleksi calon induk, memasukan calon induk ke dalam akuarium, pemijahan induk, pengeraman dan penetasan telur, perawatan induk, dan yang terakhir tentunya adalah pemungutan hasil atau yang lebih dikenal dengan pemanenan. Usaha pembenihan yang akan dijelaskan disini, yaitu usaha pembenihan lobster air tawar dari jenis Cherax quadricarinatus atau yang lebih lazim disebut orang sebagai lobster red claw.

A. Pengadaan Dan Seleksi Calon lnduk

Pada umumnya lobster yang diperoleh dari sepasang induk lobster air tawar dari jenis red claw, hanya sekitar 5% saja yang dapat dikatakan layak untuk dijadikan sebagai indukan. Dari jumlah yang sangat sedikit itu, berarti induk berkualitas yang dijual di pasaran juga sangat terbatas jumlahnya. Hal ini disebabkan banyak peternak penghasil indukan yang juga menyimpan calon indukan  kualitas terbaik hasil budi daya mereka, dan hanya sebagian saja yang dijual ke pasaran.

Dengan terbatasnya stok calon indukan di jual di pasaran, tentunya pelaku usaha pembenihan (hatchery) mau tidak mau harus mampu menghasilkan indukan berkualitas sendiri. Untuk mendapatkan calon indukan yang berkualitas, pelaku usaha pembenihan harus   melakukan   kegiatan seleksi atau pemilihan calon induk.

Beberapa hal yang harus dijadikan patokan ketika melakukan seleksi calon induk antara  lain   umur.  daya pertumbuhan,   nafsu  makan  dan jenis kelamin.  keempat  kriteria   pemilihan   calon indukan tersebut  dapat dijelaskan sebagai  berikut.

1.   Umur

Setiap  makhluk    itu baik  itu  hewan  maupun  tumbuhan  mempunyai  masa reproduksi  (matang kelamin)  yang berbeda-beda.  Induk lobster air tawar baru mengalami rnatang kelamin pada umur 6 - 7 bulan.  Oleh karena itu, jika akan membeli calon induk sebaiknya membeli calon induk di bawah umur itu, atau paling  tidak  pilihlah calon  induk  yang  sudah  berumur  5 bulan.  Maksudnya yaitu  memberi kesempatan  pada  calon  induk  memiliki  waktu  yang  cukup, tetapi tidak terlalu lama untuk mengadaptasikan   dirinya  dengan  lingkungan baru sebelum mereka dikawinkan.

2. Daya Pertumbuhan

Daya  pertumbuhan    atau  ke- ma mp u an   tumbuh      benih lobster sanqat dipengaruhi oleh faktor turunan   atau  genetik. Oleh karena itu,   ketika memilih calon   induk,   calon   peternak harus memperhatikan   daya pertumbuhan      dari    benih sampai  lobster  dewasa.  Untuk mengetahui  hal tersebut, calon sebelum memutuskan untuk membelinya. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, karena calon induk yang daya pertumbuhannya  cepat diperkirakan akan cepat pula matang kelaminnya  sehingga  diharapkan  benih yang dihasilkannya  pun akan banyak serta daya pertumbuhannya akan sama dengan daya pertumbuhan induknya.

Meskipun  lobster  dalam  keadaan  cacat fisik  masih  bisa dipilih  sebagai calon  induk,  karena keadaannya   itu sama  sekali  tidak  akan  memengaruhi proses  pemijahan  dan anak yang  akan dihasilkan.  Cacat fisik pada  lobster tidak permanen.  Karena lobster merupakan salah satu hewan yang memiliki daya regenerasi.  Artinya,  jika  kaki  atau  capit  patah  akan  tumbuh  kembali secara alami.  Bahkan, kaki atau capit yang patah akan tumbuh lebih cepat setelah proses pergantian   kulit (moulting).

3.   Nafsu Makan Tinggi

Kriteria lainnya yang dapat dijadikan patokan dalam pemilihan  calon induk, yaitu nafsu makannya tinggi. Nafsu makan calon induk harus tinggi. Hal ini penting untuk dijadikan pertimbangan agar kondisi fisik calon induk kuat. Calon induk yang kuat tentu tidak akan mudah stres dan sakit. Calon induk betina dengan kondisi fisik yang  baik dan didukung  oleh kebutuhan  gizi pakan yang juga terpenuhi diharapkan  mampu  menghasilkan  telur dalam jumlah  banyak dan sernuanya dapat menetas dengan sempurna.

4.  Jenis  kelamin

Kriteria selanjutnya yang dapat dijadikan   patokan   dalam seleksi   calon induk yaitu jenis kelamin. Pelaku usaha budi daya hatchery  lobster  air tawar harus trampil dan mampu membedakan  mana induk jantan dan induk  betina. Membedakan jenis kelamin lobster air tawar sebenarnya cukup mudah, caranya yaitu dengan rnernperhatikan ada tidaknya warna  merah pada ujung capitnya. Namun, ciri tersebut baru bisa dilihat setelah  anakan sudah berumur 2-3 bulan. Jika di bagian ujung capit besar sebelah luar berwarna merah, dapat dipastikan bahwa lobster red claw tersebut berjenis kelamin jantan. Sementara red claw betina tidak ditemukan warna merah di capit sebelah luar. Warna capit betina tetap sama dengan warna tubuhnya. Namun, terkadang pada calon induk betina sering dijumpai warna oranye di ujung capit bagian dalam.

Sebenarnya penentuanjenis kelamin pada red claw sudah bisa dilakukan sejak umur 2-3 bulan. Ciri fisik utama yang dapat dilihat yaitu jika pada bagian pangkal sepasang kaki paling belakang tumbuh benjolan, maka dapat dipastikan lobstertersebut berkelaminjantan, sedangkan pada betina benjolan tumbuh di pangkal sepasang kaki ketiga dari belakang.

Selain  ciri tersebut,  jenis  kelamin pada lobster dapat pula diketahui dari kecepatan pertumbuhan sekelompok lobster yang seumur. Jika dari sekelompok anak lobster terdapat lobster dengan ukuran tubuh dan capit yang lebih besar dapat dipastikan jenis kelaminnya adalah jantan. Sementara lobster yang betina  ukuran tubuh dan capitnya lebih kecil.


B. Merawat Calon lndukdi dalam Kolam atau Akuarium 

Apabila pada proses seleksi dipilih calon induk yang umurya di bawah lima atau masih berumur 2-3 bulan, sebaiknya calon-calon induk itu dimasukkan terlebih dahulu ke dalam kolam. Maksudnya,disamping diadaptasikandengan lingkungan barunya juga agar proses pertumbuhannya cepat. Disamping itu, dengan memelihara calon induk sejak umur tersebut hingga siap dikawinkan dapat diketahui calon-calon induk mana yang berkualitasdan mana yang tidak berkualitas. Pemeliharaan calon induk di dalam kolam berlangsung hingga umurnya mencapai lima bulan.

Setelah calon-calon induk dibeli dan dibawa ke lokasi pembudidayaan, calon-calon   itu  segera  dimasukkan   ke dalam  kolam  atau  akuarium pemeliharaan sementara.  Pada dasarnya, cara memasukan calon induk ke dalam  kolam  cukup  mudah,  yaitu  satu per  satu  calon   induk  yang  sudah  dibeli dimasukkan   ke  dalam    kolam   dengan menggunakan  tangan. Ketika memasukkan calon induk ke dalam kolam  atau akuarium, harus   dilakukan    secara   hati-hati.    Agar calon induk lobster tidak mencapit  tangan, maka peganglah  abdomen  bagian atasnya dengan   menggunakan    tangan,    caranya seperti  diperihatkan    pada gambar  4.7.

Calon   induk   yang dibesarkan dan dipelihara untuk  sementara waktu  dalam kolam atau akuarium  pemeliharaan, harus dipantau dengan  baik. Pemberian   pakan dengan jumlah   dan  frekuensi yang  tepat dapat mendukung  bagi proses pertumbuhan calon  induk.  Selain  itu, dapat mencegah terjadinya saling memangsa  di antara calon- calon  induk.

Pakan  yang  diberikan     dapat   berupa pelet   udang   galah   atau   cacing   merah. Pakan  tersebut  diberikan   dua  kali sehari, yaitu pada jam 08.00-09.00   dan jam  16.00 - 17.00. Jumlah  pakan yang diberikan  harus disesuaikan dengan kemampuan makan lobster.    Pakan   diberikan   dengan    cara memasukkan  pakan ke dalam kolam sedikit demi sedikit.   Jika   lobster terlihat  sudah  kekenyangan  dan tidak  mau makan lagi,  sebaiknya  pemberian  pakan dihentikan.

Di samping  pemberian  pakan,  kualitas air kolam juga harus diperhatikan, terutama kandungan  oksigen   terlarut dan amoniaknya. Kandungan oksigen di dalam air harus cukup dan tidak  boleh kurang. Jika kandunganoksigen kurang, calon induk akan mengalami stres, bahkan dapat mati. Oleh karena itu,  kolam pemeliharaan  harus dilengkapi  dengan  aerator  atau  pompa  air yang  dapat mensuplai  oksigen. Alat  pensuplai  oksigen  tersebut  harus dinyalakan  terus-menerus selama 24 jam.

Untuk  mencegah agar  kadar  amoniak   tidak  tinggi  dalam  air  kolam, sebaiknya air kolam secara teratur diganti setiap tiga minggu sekali. Mengenai cara pengurasan dan pergantian  air kolam akan dijelaskn  secara rinci di  Bab 5 tentang  pembesaran  lobster air tawar.

C. Memindahkan Calon lndukke AkuariumPerkawainan 

Sebaiknya akuarium perkawinan disiapkan terlebih dahulu sebelum calon induk dipindahkan dari  kolam.Terutama  kualitas air dan kelengkapan pipa paralon sebagai tempat persembunyian. Ketinggian air  di dalam akuarium cukup dibuat antara 25-30 cm. lni dikarenakan lobster lebih senang melakukan aktifitas di dasar air. Sementara sebagai tempat persembunyian,  di dalam akuarium disebar pipa paralon berdiameter 5 inci sebanyak jumlah induk yang akan dimasukkan. Dengan demikian, setiap induk akan menempati satu pipa paraIon.

Setelah akuarium untuk perkawinan selesai dipersiapkan berikut dengan kelengkapannya, baru calon-calon induk di dalam kolam dipindahkan dengan cara diserok. Kemudian  lobster  yang  berada  di serokan  dipilih  berdasarkan  jenis kelamin nya  menggunakan  tangan, lalu dimasukkan ke dalam akuarium perkawinan.  Jumlah perbandingan jantan dan betina yang dimasukkan ke dalam akuarium idealnya yaitu 1  : 2. Artinya,   satu ekor jantan dan dua ekor betina. Dalam    akuarium    pemijahan yang berukuran  1   m x  1/2 m x 0,45 cm  dapat  ditempatkan   10-15  ekor calon   induk.

Setelah calon induk dimasukkan ke dalam  akuarium, mereka akan mengalami  proses adaptasi. Dalam jangka waktu sekitar satu bulan lebih atau diperkirakan setelah berumur 6 - 7 bulan, calon induk akan melakukan perkawinan. Proses   perkawinan biasanya    terjadi  pada  malam  hari atau  menjelang  pagi.  induk  betina yang siap memijah tampak bergerak aktif   mendekati   jantan. Biasanya induk jantan dan betina yang berjodoh akan selalu bersama-sama sebelum kawin.   Setelah beberapa saat,  induk betina akan membalikkan  tubuhnya dengan posisi  terlentang.   Pada saat itu, jantan akan segera mengawini dan ber kopulasi membentuk huruf Y.  Perkawinan biasanya berlangsung sekitar 1/2 - 1  jam. Setelah sekitar 10-15 hari setelah perkawinan, biasanya induk betina terlihat sudah mulai mengeluarkan telur.

D.  Memindahkan Induk ke Akuarium Pengeraman


Tanda-tanda  induk betina yang sudah mulai mengeluarkan  telur yaitu  terlihat ekornya  terlipat  ke dalam  dan  sering  bersembunyi   di dalam  pipa  paralon. lnduk betina yang memperlihatkan  tanda-tanda  seperti itu, sebaiknya  segera dipindahkan  ke akuarium  pengeraman  dan penetasan.

Sebelum   dipindahkan,    akuarium   pengeraman   disiapkan   dengan  diisi air setinggi  25-30  cm. Setelah  akuarium  pengeraman  siap  berikut  dengan kelengkapannya.  lnduk betina yang terlihat mulai mengeluarkan telur dan mengerami telurnya segera dipindahkan.  Pemindahan induk betina dilakukan bersama pipa paralon yang digunakan sebagai tempatnya bersembunyi. Proses pemindahan harus dilakukan dengan hati-hati agar induk tidak bergerak keluar dari pipa saat diangkat dari akuarium perkawinan. Pemindahan induk bersama pipa paralon lebih menjamin keselamatan telur yang ada di bawah tubuhnya.

Jika  proses   pemindahan    dilakukan   dengan   menggunakan    tangan, dikhawatirkan  induk lobster akan berontak. Jika hal itu terjadi, telur-telur  yang terdapat  di bagian  bawah tubuhnya  akan berhamburan  terlepas  dari tubuh induknya.
Untuk satu aquarium   pengeraman,   sebaiknya   ditempatkan   satu  ekor induk betina yang sedang mengerami  telur.  Tetapi,  jika pada saat itu terdapat induk betina lain yang juga  sedang  mengerami telur dan diperkirakan umur sama pula maka  dapat  ditempatkan    di akuarium   pengeraman   yang sama pula. Jumlah   induk   betina  yang  sedang  mengerami  telur  dalam  satu akuarium penetasan maksimal dua ekor. lnduk-induk betinatersebut walaupun ditempatkan dalam  satu akuarium,  tidak akan saling mengganggu dan tidak akan terjadi kanibalisme.

E.  Pengeraman dan Penetasan Telur

lnduk betina yang telah mengeluarkan telur akan melindungi telurnya yang menempel di bagian bawah tubuh dengan cara melipat ekornya ke dalam. Biasanya  induk betina yang  sedang mengeram  lebih  sering bersembunyi di dalam   pipa paralon. Sekitar 19 hari setelah  kawin atau 4 hari setelah induk   betina mengeluarkan   telur yang pertama,  semua te ur akan keluar dengan  warna kuning. Sekitar dua minggu kemudian,  telur akan berubah   warna dari kuning  menjadi oranye.  Memasuki minggu  keempat  muncul   bintik- bintik hitam. Bintik-bintik   tersebut menandakan bahwa telur.tidak akan lama lagi akan menetas. Biasanya  telur  sudah  menetas  pada akhir minggu kelima. Setelah semua telur menetas, biasanya benih masih akan tetap menempel di  tubuh   induknya.

Benih  tidak  akan  langsung   lepas dari tubuh induknya karena masih membutuhkan makanan yang berupa lendir   di  tubuh   induknya.   Benih akan mulai terlepas dari induknya setelah berumur   4-5  hari setelah menetas.  Benih tersebut  bentuknya sudah menyerupai induknya. Pada saat benih  mulai  ada  yang  lepas, sebaiknya ke  dalam akuarium dimasukkan  pipa paralon  berdiameter  paling  kecil.

F.  Merontokkan Benih

Benih  yang  keluar  dari  telur  yang  sudah  menetas  tidak  dibiarkan   hingga semuanya  terlepas dengan sendirinya  dari tubuh induk. Karena jika dibiarkan menunggu   sampai  semua  benih  atau anak  lepas  dengan  sendirinya   dari tubuh induk,  dikhawatirkan  induknya akan memangsa anaknya sendiri. Untuk menghindari   terjadinya   hal seperti  itu,  maka  benih  harus  segera  dipanen dengan cara  dirontokkan   dari tubuh  induknya.  Perontokan  dilakukan  pada awal minggu keenam atau setelah benih 25-30% terlepas dari tubuh induknya. Waktu perontokan  tersebut  dianggap  tepat karena pada saat itu benih sudah mampu  mencari  makanannya  sendiri.

Cara  melakukan  perontokan  benih  dari tubuh  induknya  dimulai  dengan penangkapan  induk. Setelah   ditangkap,  kemudian  induk  lobster diangkat  ke atas permukaan air sampai yang terendam hanya sebagian tubuhnya saja. Pada saat induk meronta-ronta  berontak dengan cara mengibas-ngibaskan  ekornya dan menggerak-gerakkan  kakinya. Pada saat itulah benih-benih yang terdapat di bagian bawah tubuhnya akan terlepas satu per satu dan masuk ke dalam air akuarium. Untuk lebih jelasnya  perhatikanlah tahapan  perontokan  benih pada gambar berikut ini.

Setelah   benih  lepas  semuanya,  induk  betina  segera  dikembalikan Ke  akuarium  perkawinan bersama pipa paralon yang ada pada akuarium pengeraman.  Pengembalian induk betina ke akuarium perkawinan dimaksudkan agar induk tersebut segera melakukan perkawinan dan bertelur lagi. Menurut pengalaman  petani lobster, induk betina yang sudah rnenetaskan telurnya, dalam waktu 3-4 minggu kemudian akan kembali bertelur.

G.  Merawat  Benih

Setelah benih atau anakan dipanen atau dirontokkan  dari induknya,  benih itu tetap dipelihara  di dalam  akuarium  penetasan  hingga  mencapai  umur satu bulan. Akuarium untuk memelihara  benih harus diberi pipa paralon yang banyaknya sama dengan banyaknya benih. Selain itu, ketinggian air dikurangi hingga sekitar  10-12 cm.

1.   Pemberian pakan

Pakan untuk benih lobster dapat menggunakan pelet udang galah. Pemberian pakan dilakukan setiap sore hari sekitar pukul 16.00-17.00 dengan jumlah yang diperkirakan dapat habis dimakan oleh semua benih sampai keesokan harinya. Jika keesokan harinya masih terdapat sisa pakan maka pada hari itu tidak perlu diberi pakan lagi.
Di samping pelet udang galah, benih lobster   dapat   diberi   pakan  lain  yaitu cacing  sutra.  Pemberian  pakan  cacing sutra sebenarnya lebih menguntungkan dibandingkan pelet. Pakan caring sutra tidak membuat air akuarium cepat menjadi kotor seperti  pakan pelet,  karena cacing sutra yang diberikan dalam keadaan hidup. Untuk beberapa hari cacing sutra bisa bertahan hidup di dalam akuarium. Oleh karena itu, sebaiknya di dalam akuarium selalu tersedia cacing sutra.  Hal ini dimaksudkan  untuk mencegah  munculnya  sifat  kanibalisme antar benih lobster.

2.  Membersihkan Akuarium Pemeliharaan Benih

Tingkat kematian benih lobster sampai umur dua bulan setelah panen bisa mencapai 10-15%. Kematian benih lobster umumnya disebabkanoleh kualitas air yang buruk, terutama disebabkan oleh kandungan amoniak yang tinggi akibat kondisi air akuarium yang keruh dan kotor.Air akuarium menjadi keruh dan kotor penyebabnya  yaitu sisa pakan  yang  tidak  termakan  dan kotoran  benih  lobster  itu sendiri. Oleh   karenanya, air  akuarium harus dibersihkan  secara  teratur agar  kondisinya selalu bersih, sehingga jumlah benih yang mati dapat dikurangi.

Setiap tiga kali sekali,   kotoran yang terlihat mengendap  di dasar akuarium sebaiknya diberikan dengan cara disedot  menggunakan  selang penyedot. Setelah semua kotoran terbuang,   akuarium  ditambah   air  sesuai  dengan Ketinggian air sebelum  disedot. Berkurangnya  air akuarium    disebabkan  oleh ikut terbuangnya air saat penyedotan  kotoran.

Menguras  dan  menggganti air   akuarium dapat dilakukan  setiap    dua minggu   sekali. Sebelum  dilakukan  pengurasan,  terlebih  dahulu pipa paralon dipindahkan  ke dalam   wadah berisi air, seperti ember. Sebagian benih yang terdapat di  dalam  pipa  paralon  juga  ikut  dipindahkan. Sementara   benih  yang  masih  tersisa   di   dalam akuarium   dipindahkan    dengan   menggunakan serokan yang terbuat dari kain   kasa atau disedot langsung  dengan menggunakan selang. Diameter selang   yang  digunakan   harus  bisa  dilalui  oleh benih     lobster.   Semakin   besar  ukuran   selang
Semakin baik. Penyedotan dengan  selang  tidak  akan  mencederai   benih.

Setelah benih dipindahkan ke dalam   ember  berisi air, air akuarium  dikuras hingga habis. Selanjutnya bagian  dasar  dan dinding  akuarium  dibersihkan dengan menggunakan spon. Setelah proses pembersihan akuarium    selesai,  akuarium  diisi kembali dengan  air bersih dengan ketinggian sekitar   10-15  cm.  Sebelum   benih dimasukkan ke dalam akuarium. sebaiknya  kualitas  air di cek terlebih dahulu terutama  suhu dan pH-nya.  Suhu air yang ideal untuk pemeliharaan benih  yaitu  di antara  20-24°  C dan  pH sekitar  7-8.  Setelah  suhu  dan  pH dipastikan  telah  sesuai,  benih  lobster  dapat  kembali  dimasukkan   ke dalam akuarium  dengan  menggunakan   serokan  kain kasa.

3.   Perawatan ketika benih sedang moulting

Untuk tumbuh membesar benih lobster akan melakukan moulting. Benih lobster mulai mengalami moulting pada umur 2-3 minggu terhitung dari setelah  menetas.  Pada saat itu benih  lobster akan memperlihatkan   sifat kanibalismenya. Oleh karena- nya, benih harus  dipantau secara  berkala  agar dapat diketahui secepatnya kapan waktu terjadinya moulting. Tanda-tanda benih yang akan moulting, yaitu benih akan terlihat diam dan lemah seperti mau mati. Agar benih tersebut tidak diserang oleh benih lobster lain,  sebaiknya  di dalam  akuarium ditambahkan pipa paralon. Dengan demikian, benih yang sedang moulting

H. Memindahkan Benih Yang Sudah Berumur 1   Bulan

Setelah benih  lobster  dipelihara  sampai berumur satu buIan, sebaiknya dipindahkan ke akuarium  pemeliharaan.  Maksud pemindahan  ini, yaitu agar benih    lebih bebas bergerak  karena akuarium  pemeliharaan  lebih besar  dibandingkan   dengan akuarium penetasan.

Akuarium pemeliharaan dengan ukuran 1  m x 0,75  m x 0,25 m mampu menampung  sekitar  100-200 ekor benih.  Pemindahan  benih dilakukan bersama pipa-pipa paralon dengan cara diangkat satu per satu. Sementara benih yang masih tersisa di akuarium penetasan diserok dengan kain kasa, kemudian  dimasukkan  ke dalam akuarium pemeliharaan.  Ketinggian  air akuarium pemeliharaan cukup 10-15 cm.

Perawatan benih di akuarium pembesaran sama dengan perawatan saat masih berada di dalam akuarium penetasan. Yang paling penting  untuk diperhatikan yaitu pakan berupa cacing sutra sebaiknya tersedia setiap saat di dalam akuarium. Maksudnya untuk mengurangi sifat  kanibalisme benih lobster   dan agar benih lobster dapat lebih cepat tumbuh membesar. Penyakit yang menyerang benih lobster dalam sistem   pembudidayaan seperti ini, sampai saat ini belum ditemukan. Namun demikian,   bukan tidak mungkin suatu saat akan muncul jenis  penyakit yang dapat menyerang benih.  Untuk itu perlu dlakukan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara selalu memperhatikan kebersihan   pakan dan kebersihan   air  akuarium. Untuk menjamin kebersihan pakan, pakan berupa cacing sutra sebelum diberikan, sebaiknya dengan air bersih terlebih dahulu. Selain itu kebersihan    akuarium juga  harus selalu diperhatikan  dengan cara melakukan  penyedotan  kotoran dan pengurasan air akuarium secara teratur.


I.    Pemanenan  Benih

Setelah benih lobster mencapai umur 1,5 - 2 bulan, benih sudah dapat dipanen dan siap  dijual ke pasaran.  Proses pemanenan benih lobster cukup sederhana, yaitu pada tahap awal pipa-pipa paralon diangkat dari akuarium, Setelah itu, benih diserok dengan menggunakan serokan yang terbuat dari kain kasa. Selanjutnya, benih dikemas dalam kemasan khusus. Mengenai cara mengemas benih akan dijelaskan lebih rinci pada bab selanjutnya yaitu tentang pascapanen lobster.

J.   Merawat  lnduk

Dari sejak induk lobster dikawinkan sampai dengan mengerami telur, harus tetap dirawat dengan baik agar cepat memijah. Perawatan meliputi pemberian pakan, penyedotan kotoran, dan pengurasan air secara berkala.

Pakan yang diberikan untuk induk lobster yaitu pakan D.2 atau D.3  bentuk pelet yang biasa digunakan untuk pakan udang galah dewasa. Pemberian pakan dalam bentuk pelet ini diberikan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari dengan jumlah 2-3 gram per ekor. Sedangkan pemberian pakan tambahan dapat berupa usus ayam yang sudah dicincang, cacing merah,  atau cacing tanah. Pemberian pakan harus tetap dipantau sesuai kebutuhan, agar tidak terjadi pemborosan. Jika pakan yang diberikan pada sore hari masih tersisa, pada pagi harinya sebaiknya tidak diberi pakan lagi.

Untuk menjaga agar air akuarium tetap jernih dan bersih, sebaiknya setiap dua hari sekali sisa pakan dan kotoran dalam akuarium disedot. Penyedotan juga dimaksudkan untuk mengurangi tingginya kadar amoniak dalam air akuarium. Penyedotan biasanya dilakukan pada pagi hari setelah pemberian pakan. Sementara untuk pengurasansekaligus pergantianair dilakukan setiap dua minggu sekali. Caranya, induk-induk dipindahkan ke akuarium yang kosong terlebih dahulu bersama pipa paralonnya. Jadi, induk tetap berada di dalam pipa saat dipindahkan.  Setelah  itu, akuarium  dikuras  dan dibersihkan dengan  menggunakan  span. Selanjutnya, akuarium  diisi kembali dengan  air bersih hingga  ketinggian  sekitar  25-30 cm.

K.  Mencegah Munculnya Sifat Kanibal Pada lnduk

Dalam pembudidayaan lobster, tingkat kematian tertinggi lebih banyak disebabkan oleh sifat kanibal serta kondisi air yang kotor akibat sisa pakan dan kotoran lobster. • Sifat kanibal pada lobster air tawar lebih sering muncul ketika lobster sedang mengalami  moulting.  lnduk yang  sedang  moulting  terlihat sangat  lemah dan tubuhnya seperti mengeluarkan  cairan sebagai pelicin untuk proses pergantian kulit. Pada saat induk lain melihat adanya induk yang sedang moulting, dengan sendirinya sifat kanibalnya akan muncul. lnduk tersebut seakan terangsang untuk memangsanya. Kemungkinan munculnya sifat kanibal disebabkan aroma cairan pelicin yang dikeluarkan oleh induk yang sedang moulting.

Untuk mencegah terjadinya  kematian akibat saling memangsa  antarinduk lobster,  maka induk yang sedang  moulting  sebaiknya  segera  dipisahkan  ke akuarium  lain yang  masih  kosong. Maksudnya  untuk  mengkarantina   induk, agar  terhindar  dari  sifat  kanibalisme   lobster  lain. Proses pengkarantinaan tidak berlangsung  lama.  Paling lama hanya berlangsung sehari,  karena kulit baru lobster yang sudah  moulting  dalam waktu sehari sudah mengeras  lagi. Setelah itu, induk dikembalikan ke akuarium perkawinan.

Cara Pencegahan kanibalisme yang lainnya, yaitu dengan selalu memberi pakan secara teratur dan cukup. Dengan pakan yang cukup, sifat kanibalisme induk lobster dapat ditekan  sehingga  tidak akan memangsa  induk lain yang sedang  moulting.


USAHA PEMBESARAN LOBSTER


Usaha pernbesaran lobster air tawar lebih  banyak ditujukan untuk dijadikan  lobster konsumsi. Sebagai salah satu menu makanan favorit lobster dicari konsumen karena rasanya yang gurih, lezat, serta kandungan kolesterol, lemak dan garamnya cukup rendah. Sampai saat ini menu yang menyajikan masakan olahan lobster cukup beragam.                                           •

Bagi  para  pelaku  usaha  budi daya  pembesaran  lobster  air tawar, kondisi semacam itu  merupakan peluang usaha yang menjanjikan. banyak keuntungan, yaitu  menjadi  peternak pembesaran  benih menjadi lobster dewasa siap konsumsi.  Permintaan lobster juga tidak hanya terbatas pada udang konsumsi,  melainkan   untuk memenuhi permintaan para penggemar ikan hias yang ingin memajang lobster air tawar sebagai udang hias di dalam akuarium.

Sebenarnya teknis budi daya pembesaran lobster air tawar lebih mudah dibandingkan dengan usaha pembenihan. Meskipun demikian, usaha ini membutuhkan waktu yang relatif lebih lama,  yaitu sekitar 6 -7 bulan terhitung dari pemeliharaan anakan hingga menjadi lobster dewasa siap konsumsi. Meskipun demikian, usaha pembesaran sebenarnya bisa dijalankan dalam satu  rangkaian  kegiatan   usaha  dengan  pembenihan.   Bagaimanakah teknis budi daya pembesaran lobster air  tawar? Berikut ini akan dijelaskan tahapannya secara jelas.


A. Penebaran  Benih Lobster di dalam Kolam Pembesaran.

Kegiatan usaha budi daya pembesaran lobster  air tawar dapat dimulai  dari membeli benih yang berumur sekitar 2-3 bulan. Benih yang telah dibeli atau dari hasil   membenihkan sendiri, dapat dipelihara  di dalam  akuarium  yang khusus  dibuat untuk pembesaran atau dapat langsung dimasukkan ke dalam kolam pembesaran.

Namun  untuk  lebih  praktisnya, disarankan     usaha   pembesaran dilakukan langsung  di dalam  kolam pembesaran saja. Karena berdasarkan  pengalaman dibandingkan  dengan akuarium, pembesaran di dalam kolam lebih mudah dilakukan  dan pertumbuhan lobster akan lebih cepat.  Kolam yang digunakan adalah kolam pemeliharaan induk, yang cara membuatnya  telah dijelaskan pada bab 3.

Air di dalam kolam pembesaran  ketinggiannya  dikondisikan  sekitar 25-30 cm. Jika terletak di  lokasi yang terbuka,  sebaiknya permukaan air kolam diberi tanaman air seperti eceng gondok atau selada  air sebanyak setengah bagian permukaan kolam. Tetapi,  jika kolam berada di lokasi yang tertutup, tanpa pemberian tanaman  air pun sudah  cukup karena anakan dapat bersembunyi di dalam pipa.

Sebelum diisi   benih   lobster,   kolam pembesaran terlebih dahulu diberi pipa paralon berdiameter 2 inci dengan panjang 10  cm. ldealnya, jumlah pipa paralon yang dimasukkan sesuai  dengan jumlah benih yang akan dibesarkan. Agar pipa tidak bergerak bebas,  pipa-pipa dapat diikat dengan kawat atau dilem antara satu dengan yang  lain.  Jumlah   pipa yang diikat tergantung keinginan peternak. Namun,  biasanya  dua pipa diikat menjadi satu. Maksud pemberian pipa paralon dengan jumlah yang disamakan dengan banyaknya benih lobster yang akan dibesarkan, yaitu agar setiap benih lobster mendapatkah tempat persembunyian  untuk mencegah terjadinya kanibalisme di  antara  sesama  benih  pada saat terjadi  moulting. Di  samping itu, ukuran diameter pipa paralon harus diganti  secara bertahap sebagai penyesuaian terhadap pertumbuhan anak lobster. Pada saat anak sudah berumur 4 bu Ian, pipa paralon diganti dengan paralon yang lebih besar, yaitu yang diameternya 4 inci dengan panjang pipa 20 cm. Memasuki umur  5 bulan, pipa paralon diganti lagi dengan pipa yang diameternya lebih besar lagi, yaitu 5 incl dengan panjang sekitar 26 cm.

Setelah kolam terisi air dan  di beri  pipa  paralon   sejumlah yang diperlukan,  kegiatan selanjutnya yaitu memasukkan benih ke dalam kolam. Benih dimasukkan satu per satu ke dalam kolam. Untuk  benih  berumur 3 - 4 bulan padat penebaran  yang ideal adalah sekitar  75 - 100 ekor per m2. Seiring dengan pertumbuhan anak di dalam kolam maka padat penebaran dikurangi  dan disesuaikan dengan umur anak lobster.  Setelah anakan tumbuh  menjadi   lobster muda  yaitu setelah  berumur 4 bulan  atau  lebih, sebagian dipindahkan ke kolam kosong lainnya. Padat penebaran yang ideal untuk  lobster  muda di dalam  kolam adalah sekitar 40 - 60 ekor per m2.

Salah satu kelengkapan kolam pembesaran yang juga sangat penting keberadaan nya dan tidak boleh dilupakan yaitu aerator. Aerator menjadi sangat penting keberadaannya  karena berfungsi sebagai pemasok oksigen ke dalam air. Tanpa aerator dapat dipastikan anak lobster akan mengalami stres, bahkan  bisa mati dalam  hitungan   12  jam   setelah   dimasukkan,  karena kekurangan  oksigen. Karena  fungsi  aerator  demikian   penting,    maka    peternak  harus  selalu memantau    aerator   agar  jangan   sampai   mati.   Jika    listrik    padam   dan aerator tidak bisa berfungsi maka salah satu alternatif yang terbaik untuk menyelamatkan nya yaitu dengan cara ketinggian air di dalam kolam dikurangi menjadi setinggi 5-10 cm. Walaupun cara ini belum tentu berhasil, namun setidaknya dapat memperpanjang hidup lobster sampai sekitar 12 jam.


B. Pemberian Pakan

Anak lobster yang dibesarkan di dalam  kolam pembesaran dapat diberi pa- kan buatan berupa pelet yang biasa digunakan  untuk pakan udang galah. Pelet udang galah yang biasa digunakan untuk memberi makan anak lobster dalam kolam pembesaran yaitu pelet 01, 02,  dan 03.  Masing-masing pelet tersebut memiliki ukuran butiran yang berbeda. Pelet 01 sangat cocok untuk anak lobster yang masih berumur 1-2 bulan, pelet 02 untuk lobster umur 2-4 bulan, dan pelet 03 untuk lobster dewasa yang sudah berumur 5 bulan atau lebih. Di samping pelet, anakan lobster juga dapat diberi pakan alami berupa cacing sutra atau cacing merah.

Waktu pemberian pakan dilakukan setiap pagi hari sekitarjam 08.00-09.00 dan sore hari sekitarjam 16.00-17.00. Jumlah pemberian pelet harus disesuaikan dengan jumlah lobster yang ada di dalam kolam dan kemampuan anakan mengkonsumsi pakan. Sebagai bahan perbandingan, setiap lobster dewasa hanya mampu menghabiskan pakan sekitar 2-3 gram pelet per hari.

Pemberian  pakan buatan dan pakan alami dapat dilakukan  secara bersamaan. Namun, jika dilakukan bersamaan jumlah pelet yang diberikan harus dikurangi,   agar  tidak  terjadi  pemborosan.   Misalnya,  yang  biasanya setiap lobster dewasa diberi 2-3 gram pelet per hari, jika diberi pakan buatan, jumah  pelet yang diberikan  menjadi  1-2 gram per hari.

C. Membersihkan Kolam

Jika di dasar kolam terdapat endapan sebagai akibat sisa pakan dan sisa kotoran lobster yang tidak dibuang, maka endapan itu dapat meningkatkan kadar amoniak dan menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air kolam. Jika hal itu terjadi,  lobster dapat mengalami stres yang terlihat dari  nafsu makannya berkurang. Kadar amoniak yang tinggi dalam air kolam diindikasi- kan dengan keruhnya air kolam. Untuk membersihkannya, secara berkala endapan tersebut sebaiknya disedot dengan menggunakan selang. Akibat penyedotan endapan itu, ketinggian air kolam akan berkurang sehingga harus ditambahkan air  baru setinggi sebelumnya.

Di samping harus dilakukan penyedotan endapan di dasar kolam,  air kolam juga perlu dikuras  dan diganti dengan air yang baru secara teratur. Caranya, air kolam disedot hingga ketinggiannya hanya sekitar 5 cm.  Setelah itu, semua lobster diambil dengan cara diserok, lalu dipindahkan ke wadah atau akuarium lain. Selanjutnya, kolam dikuras hingga bersih. Setelah kegiatan pengurasan dan pergantian air selesai dilakukan, lobster kembali dimasukkan ke dalam kolam beserta pipa-pipa paralonnya. Proses pembersihan kolam ini biasanya berlangsung sekitar 1  jam. Pengurasan dan pergantian air secara total cukup dilakukan dua minggu sekali.

D. Mencegah Serangan Hama dan Penyakit

Sampaisaat ini serangan hama dan penyakit pada budi daya lobster air tawar, belum banyak dilaporkan oleh para pelaku budi daya atau bahkan dapat dikatakan sama sekali tidak ada. Selama ini  dalam  pembudidayaan    lobster   air  tawar, kematian yang terjadi  lebih banyak  disebabkan  oleh sifat kanibalisme  atau karena sanitasi kolam yang kurang baik.  Maksud sanitasi  kolam di sini,  yaitu akibat kotornya kolam  pemeliharaan  yang tidak segera  dibersihkan  sehingga   mengandung amoniak  yang terlalu tinggi.  Kadar amoniak  yang terlalu tinggi dalam  kolam pemeliharaan  dapat menyebabkan  kadar oksigen terlarut menjadi berkurang sehingga  lobster menjadi  stres dan mati karena  kekurangan  oksigen.

Tidak adanya serangan hama dan penyakit dalam pembudidayaan  lobster air tawar, juga  ada kemungkinan  karena  selama  ini lobster  air tawar  belum diusahakan  dalam kolam-kolam pembesaran  yang sangat  luas seperti yang dilakukan  dalam pembudidayaan   udang galah. Sehingga  proses perawatan dan pemantauan nya  relatif lebih mudah dibandingkan  pembudidayaan  udang galah yang menggunakan   kolam-kolam  pembesaran  yang luas.

Namun  demikian,  para  pelaku  budi daya  lobster  air tawar  harus  tetap waspada   karena  suatu  saat  bukan  hal yang  tidak  mungkin  akan  muncul serangan  hama dan penyakit.

Jika dilihat  dari kebiasaan  hid up lobster air tawar yang memiliki kemiripan dengan  udang galah, ada kemungkinan  suatu saat nanti hama dan penyakit yang  sering  ditemukan  menyerang  udang  galah  dapat  menjangkiti  lobster air  tawar  pula.Untuk   itu,  berikut  akan  dijelaskan   mengenai penggunaan obat-obatan   secara tepat dan aman dalam upaya menanggulangi   berbagai penyakit yang sering terjadi pada budi daya udang galah dan mungkin dapat menyerang  lobster air tawar.

Untuk  kolam  budi  daya  lobster   air  tawar  yang  dikondisikan    seperti udang  galah  dan kepadatannya    cukup  tinggi,   penggunaan   obat-obatan sangat  diperlukan  untuk memperbaiki keseimbangan  ekosistem  yang telah terganggu. Umumnya biaya penggunaan obat-obatan berkisar 1-2 % dari biaya operasional,    dan  dalam jumlah  itu dapat  menyelamatkan   investasi  secara keseluruhan. Namun,   biaya  penggunaan   obat-obatan   dapat  membengkak menjadi  5 % atau lebih, jika  pengelolaan  kolam kurang terkontrol.

Dari alasan  tersebut  di atas, maka untuk  kolam  budi daya  intensif  atau budi daya  lobster  air tawar  dengan  kepadatan  tinggi dan skala yang cukup luas, penggunaan  obat-obatan  harus bersifat preventif bukan bersifat kuratif. Obat adalah zat kimia yang dihasilkan  baik secara  alamiah  atau pun  secara buatan.   Zat  tersebut   mampu   memengaruhi    kehidupan   mikroorganisme dan sel jaringan,  juga  organ  dari  makhluk  hidup  yang  mengkonsumsi nya. Berdasarkan  zat aktif yang  dikandungnya,   obat-obatan   untuk  udang  galah yang juga  dapat  diterapkan  dalam  pembudidayaan   lobster  air tawar  dapat diklasifikasikan   sebagai  berikut.

1.  Garam-garam mineral

Manfaat  garam-garam   mineral  ini antara  lain:
a.  rnenyediakan  unsur-unsur  hara esensial,
b.  merangsang  pertumbuhan  phitoplankton,  dan
c.  menormalkan  warna  air.

2.  Bakteri dan Enzim pengurai

Manfaat  bakteri dan enzim pengurai  antara  lain :
a. untuk dasar kolam akan menguraikan  zat-zat  racun seperti  amonia, hidrogen   sulfida,   karbondioksida    dan  memanfaatkannya    menjadi nutrisi phitoplankton,
b.   menurunkan  sumber  penyakit,  dan
c. membantu  pencernaan  dan meningkatkan  jumlah  nutrisi pakan yang dapat diserap  oleh lobster.

3.    Vitamin  lengkap

Manfaat vitamin lengkap antara lain:
a.  meningkatkan ketahanan hidup lobster,
b.  potensial setelah pengobatan dan fase penyembuhan dari penyakit, dan
c.  bila digunakan untuk campuran pakan lobster, sangat berguna mem-
perkaya nutrisi lobster.

4.  Iodophore

Manfaat Iodophore antara lain:
a. membunuh virus dan bakteri,
b. pengobatan berbagai penyakit udang,
c.  pencegahan penyakit virus dan bakteri, dan d.   sangat potensial sebagai desinfektan kolam.

5.   Calsium dan Phospor

Manfaat calsium dan phospor antara lain:
a.    menekan terjadinya kulit lembek,
b.  menunjang produktivitas kolam, dan
c.   menanggulangi keracunan logam berat.

6.  Ammonium kwartener

Manfaat Ammonium kwartener antara lain:
a.   membunuh  jamur,  algea dan bakteri,   dan
b.   mencegah  dan mengobati  penyakit  udang.

7.  Antibiotika

Manfaat  antibiotika  antara  lain:
pengobatan  terhadap  penyakit  yang disebabkan  oleh bakteri,  dan mencegah  terjadinya  infeksi yang disebabkan  oleh virus.

8.  Sulfa dan Khemoterapeutik

Manfaat  sulfa dan khemoterapeutik antara  lain: mencegah  dan mengobati  penyakit  yang disebabkan  oleh protozoa .

9.  Zeolit

Manfaat  zeolit antara  lain:
a.   memperbaiki  kondisi  kolam,
b.   meningkatkan   kualitas  air kolam,
c.   mencegah  kerusakan  dasar  kolam, dan

10. Chelated Copper

Manfaat  Chelated copper antara  lain:
a. mengikat  kelebihan  unsur hara yang diperlukan  untuk pertumbuhan phitoplankton,
b.   pengobatan  penyakit  antena  putus, dan c.     perangsang  ganti cangkang  (moulting).

11. Desinfektan

Manfaat  desinfektan  antara  lain sanitasi  kolam.  Pengobatan  terhadap  kolam pemeliharaan  udang galah yang juga dapat diterapkan  dalam  budi daya lobster air tawar yaitu dengan  menggunakan  2 metode, yakni dengan cara mencampur dalam pakan dan langsung ditebarkan dalam  air kolam.  Obat yang dicampurkan  dalam  pakan,  dapat  berupa  obat yang  larut atau tidak  larut dalam  air. Cara  pengobatan   ini dapat  diberikan secara langsung meskipun dosis tidak bisa akurat. Penyebab ketidakakuratan ini adalah  terjadinya  pemisahan  obat  dengan  makanan  akibat  terikat  oleh molekul  yang  potensial  dalam  air. Selain  itu nafsu,  makan  yang  menurun dapat mernperkecil  keberhasilan  pengobatan.  Obat yang tidak terkonsumsi akan tersebar  dan mengendap, kemungkinan   akan terserap  lobster  dalam proses difusi-osmosa  melalui insang saat bernafas sangat besar.  Sedangkan obat yang ditebarkan  dalam kolam adalah pengobatan  terhadap lingkungan perairan  kolam.  Pengobatan   cara  ini hanya  mengandalkan   proses  difusi- osmosa pada permukaan  insang. Sebagai tindakan preventif, pengobatan  ini juga sangat penting, sebab semua gangguan  penyakit udang maupun lobster umumnya  berada dalam air atau berada di dalam  kolam.

Baik secara oral ataupun difusi-osmosa,  obat dalam tubuh udang maupun lobster akan diproses melalui 4 tahap yang disebut farmakokinetik  (gerak dan perubahan obat dalam tubuh),  yang meliputi penyerapan,  peredaran, perubahan dan pengolahan dalam hepatopankreas, serta pengeluaran. Obat yang diberikan, baik per oral maupun ditebarkan langsung pada air kolam dapat bereaksi secara sistemik atau bekerja di dalam tubuh ataupun nonsistemik, tergantung dari zat aktif yang terkandung di dalamnya. Hal ini  memberikan pengertian bahwa pengobatan udang atau lobster berarti pengobatan pada air kolam. Jadi pengobatan berlaku bagi udang dan lobster sekaligus bagi lingkungannya.

Penggunaan  obat-obatan  tertentu mempunyai  efek samping.  Oleh karena itu, penggunaan  obat-obatan  tidak boleh berlebihan,  sebab selain merupakan pemborosan   juga  membahayakan kehidupan   udang  dan  lobster.  Karena alasan  inilah  maka  para  pelaku  budi  daya  losbter maupun   udang  galah harus  memahami   efek  samping  dari  obat-obatan   yang  dipakainya,   antara lain sebagai  berikut.

a.   Golongan  lodophore,  KMn04,    Formalin, Quinine sulfat

Efek samping:
1. Non-selektif, karena selain membunuh bi bit penyakit,juga mengiritasi insang.
2. Dapat merusak paru-paru, mata dan selaput lendir.

b.  Golongan Amonium  Kwartener

Efek samping mengiritasi insang lebih besar dibandingkan dengan peng- gunaan lodophore.

c.   Golongan Chloramphenicol

Efek samping:
1.  Menyebabkan jaringan pembentuk darah rusak.
2. Nafsu makan menurun.
3. Berat tubuh menurun.
4.  Menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
5. Sudah ada bakteri yang resisten.

d.   Golongan Tetracycline

Efek samping:
1. Berkurangnya jumlah bakteri tapi diikuti pertumbuhan jamur yang luar biasa.
2.  Menjadiberacunbila digunakanbersamaMethoxyflurane.
3. Aktivitas menurun pada air dengan pH asam atau basa.
4. Sudah ada bakteri yang kebal.

e.   Golongan  Furazolidone, Nifurpirinol

Efek samping:
1.      Gangguan pada saluran pencernaan,saraf perifer dan alat reproduksi.
2.   Menurunkan nafsu makan.
3. Menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
4.  Sudah ada bakteri yang kebal.

f. Golongan Sulfadimethoxine,  Sulfamonomethoxine,  Sulfaquinoxaline, Sulfachloropyrazine

Efek samping:
1.  Menyebabkan terjadinya bakteri cepat resisten.
2. Menimbulkan stres.
3. Menurunkan nafsu makan dan fungsi atraktan pakan.
4.   Menghambat pertumbuhan.
5. Menyebabkan kerusakan pada hepatopankreas.
6. Aktivitas menurun pada pH asam.

g.  Golongan Malachita Green

Efek samping bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker pada udang maupun lobster. Memahami manfaat penggunaan obat-obatan serta efek sampingnya, maka sudah sewajarnya pelaku budi daya kolam lobster maupun udang galah memahami pula 4 prinsip dalam pemilihan obat-obatan untuk budi daya, yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Tepat guna, dalam arti menggunakan obat sesuai dengan sasaran pen- gobatan dan kondisi yang dijadikan sasaran pengobatan.
2. Ampuh, dalam arti potensi dan dosisnya sesuai dengan yang dianjurkan.
3. Aman, dalam arti selalu mengikuti aturan dan petunjuk penggunaan obat- obatan serta memiliki pengetahuan atau pengalaman cara pengobatan.
4. Praktis, dalam arti dapat memilih obat-obatan yang mudah cara pernakal- annya, tersedia di pasaran, dan harganya murah.

PANEN DAN PASCA PANEN LOBSTER AIR TAWAR

Kegiatan yang paling panting dari seluruh rangkaian kegiatan budi daya apapun juga adalah panen. Panen merupakan tolok ukur bagi setiap pelaku budi daya apakah ia telah berhasil menerapkan teknis budi dayanya dengan baik atau sebaliknya. Dari hasil panen juga dapat dilihat apakah suatu usaha layak untuk dilanjutkan karena memberikan keuntungan atau bahkan sebaliknya.

A. Panen Lobster Air Tawar


Berdasarkan tujuannya, panen lobster air tawar dari kolam pembesaran dibedakan menjadi dua, yaitu pemanenan untuk calon induk dan pemanenan untuk konsumsi. Panen calon induk dilakukan lebih awal dibandingkan untuk konsumsi.

1.  Panen untuk Calon lnduk

Jika usaha budi daya pembesaran lobster sebagian ditujukan untuk memenuhi permintaan calon induk maka pemanenan dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan waktu pemanenan untuk konsumsi. Panen calon indukan dilakukan mulai umur tiga buIan. Caranya dengan memperhatikan satu per satu lobster muda. Lobster muda yang dipilih untuk calon induk adalah bertubuh lebih besar dibandingkan dengan lobster muda lainnya. Setelah itu, lobster muda ditangkap dengan menggunakan serokan. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam akuarium yang telah dipersiapkan. Jumlah calon induk yang bisa dipanen dalam satu kolam pembesaran  hanya sekitar 5-10%.  Jika dalam satu kolam pembesaran  terdapat  lobster   muda sekitar  150-200  ekor maka calon  induk yang bisa dipanen  hanya sekitar  8-20 ekor saja, sisanya  dilanjutkan  pemeliharaannya untuk panen lobster konsumsi.

2.    Panen untuk konsumsi

Budi daya pembesaran  lobster untuk konsumsi mulai bisa dipanen pada umur   7 bulan.  Lobster  dengan  umur tersebut  sudah  mencapai  berat rata- rata 90 -100 gram  per ekor atau 10-12 ekor  per kilogram.   Biasanya   lobster yang    dipanen   pada  umur  sekitar 7 bulan ditujukan  untuk  memenuhi permintaan pasar dalam  negeri. Namun, untuk konsumsi    ekspor, lobster  baru bisa dipanen    pada umur 10-12 bulan dengan  berat tubuh 150-200 gram atau hanya  5-7 ekor  per kilogram.  Pasar ekspor, terutama  Jepang sangat me- nyukai  lobster berukuran besar.
Cara   memanen  lobster    untuk konsu  msi  cu ku p  sederhana,  yaitu dengan cara menguras seluruh air kolam pembesaran.   Setelah  air kolam  habis,   lobster   ditangkap  satu  per satu dan dimasukkan  ke dalam wadah  atau langsung   dikemas  dalam sebuah wadah kemasan  berupa styrofoam.

B. Penanganan  Pascapanen  Lobster Air Tawar

Lobster yang sudah dipanen jika ingin  diperdagangkan  antarkota atau akan diekspor ke beberapa negara konsumen harus dikemas dengan baik agar kualitas lobster tetap dapat dipertahankan.  Benih lobster, misalnya, jika ingin diperdagangkan antarkota harus dikemas dalam sebuah wadah kemasan yang mampu membuat benih bertahan hidup hingga sampai tujuan.

Kegiatan pascapanen yang sangat penting  diperhatikan oleh pelaku usaha budi daya lobster air  tawar adalah  pemasaran produk. Pemasaran merupakan ujung tombak usaha budi daya apapun juga termasuk budi daya lobster air tawar. Tanpa pemasaran,  kegiatan  budi daya apa pun juga tidak akan bisa berjalan. Bahkan dapat dikatakan sia-sia belaka.

1.  Cara Melakukan Pengemasan Lobster Air Tawar

Benih lobster yang sudah siap dijual  adalah   benih yang telah berumur 1,5-2 bulan. Pada umur tersebut, panjang tubuh benih lobster sudah mencapai sekitar 5-7 cm.  Menjual benih pada umur tersebut harus dikemas dalam sebuah wadah kemasan yang baik. Jika  jumlah  benih mencapai ratusan ekor, sebaiknya dikemas  dalam wadah kotak  styrofoam. Namun, jika jumlahnya hanya belasan ekor, kemasan cukup dengan  menggunakan plastik. Semen- tara untuk pengemasan caIon induk dan lobster dewasa menggunakan kotak styrofoam. Adapun proses pengemasan lobster  adalah sebagai berikut.

a.   Pengemasan dengan plastik

Pada dasarnya,  proses pengemasan benih   lobster dengan menggunakan plastik sama dengan proses pengemasan ikan hias. Perbedaannya hanya pada jumlah plastik yang dipakai.  Pada pengemasan benih lobster, jumlah plastik yang digunakan sebanyak dua lapis  atau lebih. lni dimaksudkan agar pada saat pengangkutan tidak terjadi  kebocoran yang disebabkan oleh capit  lobster.   Berikut  ini proses pengemasan  benih lobster.

1.     lsi air sebanyak  sepertiga  bagian  wadah,   masukkan  satu  lembar  daun pepaya. Setelah itu masukkan  benih lobster.  Daun pepaya berfungsi agar lobster tidak mabuk perjalanan.

2. lsi  oksigen  ke dalam wadah  yang sudah terisi lobster dan daun pepaya. Kemudian  lkat wadah plastik dengan karet gelang. Selanjutnya  kemasan siap di angkut. Perhatikan caranya pada gambar berikut!

b.   Pengemasan Menggunakan Kotak Styrofoam 

Penggunaan kotak styrofoam sebagai kemasan lebih banyak digunakan untuk mengemas calon induk atau lobster dewasa. Namun, seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengemasan dengan menggunakan styroform juga bisa dipakai  untuk mengemas benih lobster dalam jumlah yang banyak.
Cara pengemasannya   adalah  sebagai  berikut.
1. Siapkan  kotak styrofoam.
2. Styrofoam diisi air  setinggi  7 cm.
3. Masukkan  sepasang  induk lobster.
4. Masukkan  satu lembar  daun pepaya  agar lobster tidak  rnabuk perjalanan.
5.   Tutup  kotak styrofoam  dan beri lakban agar tidak mudah lepas.
6.   Kotak styrofoam  berisi lobster siap diangkut untuk dipasarkan.

C.  Pemasaran


Usaha budi daya lobster air tawar di Indonesia baru mulai ramai diusahakan pada awal tahun 2003, meskipun sebenarnya sudah diperkenalkan sejak tahun 1991. Mendirikan usaha budi daya lobster air tawar sebenarnya cukup menguntungkan karena sampai saat ini permintaan pasar cukup tinggi, baik untuk pasar dalam negeri maupun ekspor.
Para calon wiraswastawan budi daya lobster air tawar sebenarnya tidak perlu khawatir untuk memasarkan hasil budi dayanya. Di pasaran dalam negeri, misalnya, masih sangat terbuka. Pegusaha budi daya lobster air tawar dapat langsung menjual lobster air tawarnya ke beberapa restoran dan hotel- hotel berbintang di beberapa kota besar, seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Bali, Yogyakarta dan kota-kota besar lainnya. Di samping dipasarkan secara langsung, pengusaha lobster air tawar juga dapat memasarkan hasil budi daya nya   melalui  pasar-pasar   swalayan   atau  supermarket.   lni  merupakan peluang  bagi  pengusaha   karena  sampai  saat  ini belum  dilakukan.   Selain permintaan yang masih tinggi, di pasaran dalam negeri harga lobster air tawar sampai  saat ini masih cukup tinggi yaitu sekitar  Rp150.000,00/kg.

Pada masa yang akan datang diyakini bisnis lobster di dalam negeri akan semakin   berkembang.   Hal  ini dikarenakan   kebutuhan   pasar  akan  lobster tidak hanya untuk memenuhi  kebutuhan  konsumsi,  tetapi juga akan diserap banyak oleh para penggemar  ikan hias yang ingin memelihara  lobster sebagai udang  hias dalam  akuarium-akuarium. Keindahan  lobster  memang  sangat memukau  para  penggemar  ikan  hias.  Selain  bentuk  dan  ukurannya  yang unik dan besar, lobster air tawar ternyata  memiliki aneka jenis dengan warna yang berbeda-beda   pula.

Sampai  saat  ini memang  peluang  pasar  terbesar  untuk  lobster  adalah pasar ekspor. Permintaan  untuk ekspor terutama diserap oleh negara-negara Jepang, Singapura,  Korea, Hongkong  dan beberapa  negara-negara  di Eropa seperti Perancis,  Belanda, dan Belgia. Negara-negara  tersebut mendatangkan langsung  lobster dari negara-negara  produsen seperti Australia  dan Amerika. Saat  ini, beberapa  peternak  dari  Indonesia  sudah  mulai  merambah   pasar ekspor.  Mereka  mulai mengirim  secara  berkala  lobster air tawar, baik dalam keadaan  hidup maupun  beku, meskipun  jumlahnya   masih sangat  sedikit. Di Australia, harga lobster berkisar antara Rp250.000,00-Rp300.000,00    per kilogram.

Pada masa yang akan datang,  Indonesia  dengan kondisi lingkungan  dan sumber  daya  alamnya  yang  mendukung   bagi  pembudidayaan    lobster  air tawar,  diperkirakan  akan menjadi salah satu produsen  sekaligus  pengekspor lobster air tawar terbesar  selain Australia  dan Amerika.  Namun,  keadaan  itu hanya dapat tercapai jika didukung  oleh semua  pihak yang terkait  termasuk pemerintah  dan para pengusaha  lobster air tawar di tanah  air.

D. Analisis Usaha

Ada dua peluang usaha yang bisa dijalankan oleh para pelaku usaha budi daya lobster  air tawar.  Usaha tersebut  yaitu  pembenihan  dan pembesaran lobster air tawar. Sebelum  menentukan  pilihan di antara dua usaha tersebut, calon pelaku usaha budi daya lobster tentunya  harus mengetahui  besarnya biaya dan pendapatan  yang berpeluang  diperoleh.  Untuk memberikan  gam- baran  tersebut,   berikut  ini disajikan  cara  menghitung   analisis  usaha  budi daya  lobster  air tawar  dalam  dua versi  pembudidayaan   yaitu  pembenihan dan pembesaran.

Sengaja dalam perhitungan tidak dicantumkan  mengenai besaran nominal biaya maupun  keuntungan.  Hal ini dengan  pertimbangan  harga yang selalu terjadi fluktuatif.  Di sini hanya disajikan mengenai cara memperhitungkannya dengan   besaran   nominal   yang  dikosongkan. Para  calon  pelaku   usaha budi  daya  diharapkan  dapat  mengetahui   besarnya  biaya  dan  keuntungan dengan melakukan  survei ke lapangan untuk memastikan  biaya yang berlaku sekarang  ini.

1.  AnalisisUsaha  Pembenihan Lobster Air Tawar

Beberapa asumsi yang digunakan dalam menghitung biaya dan pendapatan usaha pembenihan lobster air tawar yaitu sebagai berikut.
a. Lama pengusahaan sekitar satu tahun.
b. Pemanenan dapat dilakukan empat kali.
c. Lobster yang dibudidayakan adalah jenis Cherax quadricarinatus.
d. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari luar.
e. Harga beli calon induk lobster
f. Tingkat kematian benih mencapai 15% (SR = 85%).
g. Harga jual benih umur 2 buIan Rp... per ekor.

Demikian artikel tentang peluang budi daya lobster air tawar menjanjikan. Semoga bermanfaat.
link download
PELUANG USAHA BUDI DAYA LOBSTER AIR TAWAR MENJANJIKAN

LihatTutupKomentar